SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Pemuridan dan Matematika

Di zaman Yesus, para pengikut-Nya sangat jarang disebut orang Kristen, sebaliknya mereka dipanggil sebagai murid. Kata 'murid' (mathetes dalam bahasa Yunani) digunakan sekitar 260 kali dalam empat Injil dan Kisah Para Rasul. Akar kata ‘mathetes’ adalah ‘math’, yang darinya diturunkan menjadi 'matematika'. Jadi tidak heran kalau ada pola serupa antara belajar matematika dan belajar pemuridan.

Menurut wikihow.com, menjadi siswa matematika yang baik membutuhkan 4 hal:

  1. Datang ke kelas untuk belajar dari guru Anda,
  2. Ikutlah mengerjakan masalah matematika saat guru Anda melakukannya di depan kelas,
  3. Kerjakan PR matematika Anda dengan rajin, dan
  4. Bertanyalah pada guru Anda di luar kelas bila ada yang kurang paham.

Jadi ada 4 strategi: Amati, tiru, praktekkan, tanyakan. Dengan pola yang sama, demikian pula para rasul belajar dari Guru Besar mereka. Ketika Sang Guru mengajar Marta, "Akulah kebangkitan dan hidup", ketika Ia menangis bersama Maria, ketika Ia membangkitkan Lazarus, para murid menerima semua ajaran-Nya, meniru belas kasihan-Nya, mempraktekkan bagaimana melayani kebutuhan di sekitar mereka dengan kebenaran dan anugerah, dan bertanya kepada Guru hal-hal yang mereka tidak begitu mengerti.

Dan kemudian para rasul itu melakukan lagi keesokan harinya. Dan keesokan harinya. Sampai sekitar tiga tahun.

Pada akhirnya, siswa matematika yang terbaik bukan mereka yang telah menguasai formula trigonometri, tapi mereka yang semakin tertarik dan menggemari matematika. Demikian juga murid-murid Kristus yang terbaik tidak hanya menguasai teologi, namun semakin mirip Kristus dalam pengertian dan perasaan mereka.

Apakah Anda adalah seorang murid Kristus yang sedemikian?