SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Tips Memilih Tempat Tinggal Terbaik di Dunia

Ketika saya studi di US, banyak orang bertanya, 'Mana lebih enak, tinggal di Seattle atau Surabaya?'. Dalam dua puluh tahun terakhir bekerja di Australia berkali-kali saya ditanya, 'Lebih enak yah kerja di Australia dibanding Indonesia?'

Apa sih yang membuat sebuah negara menjadi tempat pilihan untuk tinggal atau kerja? Apakah indeks kriteria yang dibuat Economist Intelligence Unit's Global Liveability Ranking atau Mercer's Quality of Living Survey?

Ada yang bilang, tidak penting negara mana. Mau Australia, Amerika, Indonesia, atau Uzbekistan, yang penting adalah tempat tersebut mendatangkan uang paling banyak. Itulah tempat terbaik!

Yakub, si penipu itu, dalam pelarian dari tanah perjanjian sampai di sebuah tempat asing dan di tengah gurun. Karena hari sudah malam, dan keletihan, dia ambil batu menjadi bantalnya dan tertidur.

Tuhan Allah mendadak hadir dalam mimpi Yakub, berbicara disampingnya. Teofani nokturnal yang secara radikal mengubah hidupnya. Tempat yang sepi dan gersang menjadi sakral dan dahsyat karena Tuhan hadir disana! (Kej 28:16-18).

Pada akhirnya, sebuah tempat menjadi terbaik untuk tinggal atau kerja bukan karena indeks liveability atau potensi karir (meski kedua hal tsb penting). Tetapi karena Allah hadir disana. Sukacita dari Allah itu menjadi kekuatan kita.

Tanpa kehadiran Allah, Anda bisa tinggal di Vienna, kota ternyaman di tahun 2019, dan merana kesepian dalam depresi. Tanpa kehadiran Allah, Anda bisa kerja di Jakarta, memanfaatkan setiap peluang bisnis, dan terjebak menyembah Mamon.

Jadi pertanyaannya bukan, mana tempat terbaik? Tapi dimanapun tempat kita sekarang, apakah Allah hadir disana?