SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Ujian dan Cobaan: Asam Nitrat Bagi Iman

Salah satu dari sekian banyak kegunaan HNO3, atau yang dikenal sebagai Asam Nitrat, adalah untuk membuat plastik dan bahan peledak. Yang satu berpotensi berguna dan yang lain menghancurkan. Demikian juga ujian dan cobaan di dalam hidup kita sehari-hari. Tidak satu orang Kristen pun kebal dari ujian dan cobaan, dalam berbagai macam bentuk, rupa, dan tantangannya. Itu sebabnya setiap kali kita menghadapi ujian dan cobaan, Yakobus mau kita mengingat beberapa hal:

Waktu ujian dan cobaan datang, kita tidak boleh menyalahkan Tuhan (Yak 1:13). Kita mungkin tidak secara eksplisit mengatakan ‘Tuhan yang sedang mencobai saya!’, tapi kita secara implisit mengatakannya dengan 1001 perkataan dan cara lain. Waktu manusia pertama kali jatuh ke dalam dosa, alih-alih mengakui dosanya, sang pria langsung menuduh Tuhan—“Perempuan yang Kautempatkan di sisiku” (Kej 3:12)—dengan kata lain, Tuhan kalau Engkau tidak memberikanku perempuan ini maka aku pasti tidak akan memakan buah dari pohon yang Engkau larang itu. “Ilmu bela diri” ini kemudian menjadi DNA setiap manusia sejak hari itu sampai hari ini. Bukankah kita harus mengakui bahwa setiap kali ujian dan cobaan datang, kebanyakan waktu kita mencari seseorang atau sesuatu untuk dipersalahkan? Secara tidak langsung, sadar atau tidak, kita sedang menyalahkan Tuhan.

Kita juga harus tahu bagaimana cara kerjaan ujian dan cobaan. Setiap kita diuji dan dicobai secara unik, tetapi seperti kita lihat di atas yang pertama-tama kita perlu lihat adalah apakah hal itu membuat hati kita semakin terpikat oleh dosa atau tidak. Entah itu dosa untuk menggerutu, menyalahkan orang lain (atau Tuhan!), berkompromi, tidak peduli dan lain seterusnya.

Kalau kita tidak mempedulikan dinamika hati kita di hadapan Tuhan, maka kita membiarkan diri atau bahkan sudah masuk ke dalam siklus pencobaan: ketertarikan (attraction), penipuan—entah menipu orang lain atau diri sendiri (deception), melahirkan—pikiran, tindakan, cara hidup, keputusan (conception), dan akhirnya kematian—entah secara fisik, dalam bentuk relasi, reputasi, keuangan dsb, atau juga kematian kekal! (death). Lihat bagan di samping yang diadaptasi dari tulisan Sinclair Ferguson tentang topik ini.

Itu sebabnya kita selalu perlu mawas diri dan mawas hati di tengah setiap ujian dan cobaan yang sedang kita alami. Tuhan tidak akan mencobai kita untuk berbuat dosa, sikap natur hati kitalah yang ‘memang dari sononya’ mudah tertarik dan terbuai untuk berdosa.

Asam Nitrat yang saya sebut di atas, pada jaman dahulu juga digunakan untuk menguji batangan emas. Emas palsu yang ditetesi oleh asam ini akan keropos, tetapi emas asli tidak akan bereaksi sama sekali.

Bagaimana dengan anda—apakah anda dapat mensyukuri bahwa ada cobaan dan ujian yang telah menunjukkan bahwa anda telah bertumbuh dalam iman dan kasih? Atau apakah anda perlu bertobat dan berbalik, karena selama ini anda membiarkan diri anda berpusar dalam siklus pencobaan?