SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Talk, Talk, Talk

Masyarakat Native America yang hidup di pedalaman memiliki sebuah kebiasaan unik. Mereka setiap hari duduk di atas batu dalam sebuah lingkaran, dan mulai ngobrol. Dan mereka akan ngobrol terus selama berjam-jam, bahkan terkadang sampai berhari-hari.

Mula-mula obrolan mulai dengan hal-hal yang sepele, yang remeh sampai akhirnya obrolan yang berisi, yang bermakna, yang dari hati ke hati mulai muncul. Itu sebab dalam budaya mereka, ada istilah yang lalu muncul: We talk and talk until the talk starts.

Mari kita mencoba mengadaptasi budaya orang Native America dalam konteks pertumbuhan iman kita, yaitu dengan menerapkan 3 jenis talk dalam Hubungan Pribadi kita Dengan Tuhan (HPDT):

1. Let God talk to you

Dalam hiruk-pikuk dunia, kita perlu berdiam diri dan belajar mendengar sabda Allah kepada kita secara pribadi. Jika Anda tidak pernah mempersilakan Allah berbicara kepada Anda, maka hidup Anda akan disetir oleh noise dunia yang jauh lebih keras dan lebih dominan, dan menyesatkan. Jangan lupa ‘a person who has no inner life is a slave of his or her surrounding’. Paulus menulis kepada Timotius tentang empat fungsi firman Allah dalam 2 Tim 3:16, yaitu untuk menyatakan (1) apa yang benar, (2) apa yang salah dengan kita, (3) bagaimana menjadi benar, dan (4) bagaimana terus hidup dalam kebenaran.

2. Let us talk to God

Allah berbicara kepada kita melalui firmanNya, dan kita berespon kepadaNya melalui doa. Ngobrol dengan Allah bagi orang Kristen seringkali tidak seindah ngobrol dengan pacar dan kekasih kita. Untuk memulai kebiasaan doa, kita perlu belajar untuk ‘talk and talk until the talk starts’, belajar untuk dapat berbicara kepada Allah dari hati ke hati, mencurahkan segala kondisi batin dan beban hidup, impian dan ketakutan kita, keluhan dan permohonan kita. Dalam momen-momen itulah, orientasi dan ambisi hidup kita, rencana dan prioritas hidup kita dibentuk seturut dengan kehendakNya yang sempurna.

3. Let us talk to others about God

Talk yang ketiga adalah ngobrol kepada orang lain tentang Allah. Obrolan ini seharusnya menjadi sesuatu yang natural terjadi. Bayangkan, Allah sudah ngobrol dengan kita. Dan kita sudah ngobrol dengan Allah. Mana mungkin obrolan tersebut kita bisa simpan buat kita sendiri? Mulai dari hal-hal yang simple, sampai sesuatu yang spesial yang kita alami bersama Tuhan. Dengan demikian, kita menjadi pipa saluran berkat bagi orang lain, bukan hanya lewat perkataan tetapi juga sikap dan perbuatan. Karena orang Kristen tidak NATO (No action, Talk-talk-talk Only), tapi aktif terlibat menyatakan kasih Allah di tengah dunia.