SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Apakah Kristus Terbentuk di Dalam Hidup Kita? (Gal 5:16-23)

Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Gal 5:16-23)

Hidup orang Kristen dapat dirangkum dalam satu kata: konflik. Konflik adalah pertarungan antara dua hal yang berlawanan satu sama lain. Di satu pihak setiap pengikut Kristus sudah dibenarkan oleh Allah di dalam Yesus Kristus dan menjadi milik-Nya selamanya. Di pihak lain setiap pengikut Kristus masih memiliki sifat dosa dan rentan terhadap godaan si jahat dan dunia ini setiap harinya. Tidak ada satu pun manusia yang netral di dunia ini: entah ia milik Kristus, dimana ia akan selalu berkonflik dengan dosa dan kejahatan. Atau ia milik Setan, dimana ia akan selalu mencari cara berdamai dengan dosa dan kejahatan. Yesus sendiri mengatakan, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku" (Mat 12:30).

Di dalam bacaan kita hari ini rasul Paulus menguraikan cara pikir, gaya hidup, sikap seperti apa yang seharusnya muncul dari orang-orang yang sudah menjadi milik Kristus. Sebagian kita mungkin familiar dengan ayat-ayat di atas, khususnya bagian dimana Paulus menjelaskan sembilan sifat atau karakter yang kalau disatukan disebut sebagai buah Roh Kudus. Buah Roh Kudus tidak lain adalah karakter Yesus Kristus sendiri yang Roh Kudus tumbuhkan di dalam diri setiap pengikut-Nya. Tetapi sebelum kita melihat kesembilan sifat ini, mari kita zoom out sedikit dan melihat konteks mengapa Paulus menjelaskan sifat-sifat ini.

Salah satu tema besar di surat Galatia adalah kebebasan di dalam Kristus. Surat Galatia memberikan respon pada dua pertanyaan penting:

  • Kalau kita sudah diselamatkan sepenuhnya oleh anugerah Allah di dalam Kristus, apakah artinya Tuhan tidak peduli lagi dengan perbuatan baik kita?
  • Kalau begitu, apakah artinya kita harus memastikan bahwa kita mentaati semua hukum Allah dengan sempurna, supaya kita selalu ada di 'sisi baik'nya Tuhan?

Jawabannya: bukan dua-duanya. Kebebasan di dalam Kristus artinya berjalan, dipimpin, serta hidup oleh Roh Kudus. Tugas Roh Kudus adalah membuat setiap pengikut Yesus menjadi semakin seperti Yesus. Di pasal sebelumnya, Paulus menulis betapa ia merindukan agar rupa Kristus menjadi nyata di dalam jemaat Galatia - dan kita semua, tentunya! (Gal 4:19). Dalam bahasa Inggrisnya, "Until Christ is formed in you!"

Jemaat Galatia saat itu sedang goyah imannya sampai-sampai mereka mulai berpaling dari Yesus. Bagi saya itu adalah tantangan setiap orang Kristen sampai hari ini. Ada begitu banyak hal yang lebih menarik untuk diikuti, dicari, dan dikejar daripada pengenalan dan cinta yang mendalam kepada Yesus. Yesus akhirnya hanya kita perlakukan sebagai tim cheerleader, motivational speaker, atau nomor telpon darurat kalau udah kepepet. Paulus mengatakan bahwa ia mau Yesus sedemikian nyatanya dalam hidup kita, karakter serta keindahan-Nya sedemikian terbentuknya dalam hidup kita, sampai-sampai kita tidak mau berpaling kemana-mana lagi selain Yesus.

Apa yang terjadi kalau kita masih hidup berpaling dari Yesus? Paulus menyebutnya dengan menuruti keinginan daging, yang terang-terangan selalu berkonflik dengan keinginan Roh. Ia kemudian mendaftarkan apa saja keinginan daging ini dalam tiga kategori, yang mencakup hampir semua aspek hidup kita sehari-hari:

  • Dosa seksual: percabulan, kecemaran, hawa nafsu.
  • Dosa religius: penyembahan berhala, sihir.
  • Dosa sosial: perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.

Kalau kita lihat sepintas maka kesannya mereka yang melakukan atau mengejar hal-hal di atas inilah yang kelihatannya hidup bebas merdeka tanpa batasan. Di kebanyakan media hari ini, kalau anda berbicara melawan percabulan, sihir, kepentingan diri sendiri, kemabukan, dan pesta pora, anda harus siap-siap diteror oleh masyarakat yang menganggap anda menghalangi kebebasan mereka.

Bebas di dalam Kristus tidak seharusnya diikuti oleh kebebasan berbuat dosa. Jangan pikir bahwa kita bisa mengeklaim sebagai orang Kristen dan hidup berdamai dengan kedagingan, dunia, dan Setan. Perhatikan apa yang Paulus katakan: "Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah" (Gal 5:21b).

Bagaimana dengan mereka yang mau hidup berpaut pada Yesus? Ini kabar baiknya. Paulus membuka penjelasan kesembilan sifat buah Roh dengan satu kata 'TETAPI'. Kata 'Tetapi' di sini menunjukkan betapa bertolak belakangnya hidup bebas di dalam dosa dan bebas di dalam Kristus. Hidup di dalam Kristus adalah hidup dimana sifat-sifat ini bertumbuh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Ini tidak lain adalah karakter Yesus Kristus sendiri yang Roh Kudus sedang tumbuh kembangkan di dalam diri setiap pengikut-Nya.

  1. Sifat-sifat buah Roh ini tidak datang 'dari sononya'. Tidak ada orang yang secara alamiah sabar seperti Yesus atau menguasai diri demi Yesus.
  2. Sifat-sifat buah Roh ini tidak muncul karena usaha manusia. Paulus mengkontraskan antara perbuatan, aksi, tindakan daging, sesuatu yang kita usahakan dan lakukan, dengan buah Roh - sesuatu yang Roh Kudus kerjakan di dalam kita.
  3. Sifat-sifat buah Roh ini muncul dengan mendengarkan Injil Yesus Kristus. Semakin kita memahami, mendalami, mengecap indahnya Injil, sifat-sifat buah ini mulai bertumbuh dalam hidup kita.
  4. Sifat-sifat buah Roh ini lahir di dalam diri setiap pengikut Yesus. Sama seperti natur pohon apel adalah menghasilkan buah apel, demikian juga natur baru manusia yang sudah memiliki Roh Kristus adalah menghasikan buah Roh.

Almarhum John Stott, seorang teolog, pengkhotbah dan penulis yang sampai hari ini masih terus memberikan dampak bagi gereja dan di dunia, dikenal oleh orang-orang dekatnya sebagai seorang yang sangat menunjukkan karakter Kristus. Dikatakan bahwa setiap hari ia mengucapkan doa di bawah ini, doa yang kiranya menjadi doa setiap kita:

Bapa surgawi, aku berdoa agar hari ini aku hidup di hadirat-Mu dan semakin menyenangkan Engkau.
Tuhan Yesus, aku berdoa agar hari ini aku memikul salibku dan mengikut Engkau.
Roh Kudus, aku berdoa agar hari ini Engkau berkenan memenuhiku dengan diri-Mu dan matangkanlah buah-Mu di dalam hidupku: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Amin.

Leave a Comment

Comments for this post have been disabled.