SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Ayo Jelas Soal Injil! Bag. 5: Injil dan Adopsi

Apa Kaitan Injil Dengan Doktrin Adopsi?

Manusia berdosa digambarkan Alkitab sebagai orang yang berada di luar kasih karunia Allah. Kita bagaikan anak jalanan yang homeless dan pesakitan, hidup liar tanpa arah, mengais-ngais kebahagiaan dari setiap lorong gelap tanpa pernah puas, tanpa pernah sadar kaki kita melangkah menuju liang kubur lebih cepat dari perkiraan kita. Namun ketika Allah melihat kondisi kita, Ia berinisiatif untuk mengadopsi kita sebagai anak-anak-Nya. Dengan cara mengutus Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, untuk mati dan dibangkitkan bagi kita.

Ia melihat kita bukan lagi sebagai anak jalanan. Kita diperlakukan seakan-akan kita adalah sudah melakukan setiap hal yang Yesus Kristus lakukan. Selalu taat dan setia kepada Allah Bapa, tak pernah menyakiti hati-Nya, tak pernah tercemar dosa. Bukan hanya itu, seluruh warisan kekal yang dimiliki Yesus Kristus juga menjadi milik kita. Inilah berita sukacita Injil.

Anak Allah atau Anak Murka?

Kita adalah anak-anak Allah bukan secara natur tetapi melalui anugerah. Memang Allah mencipta seluruh manusia sesuai rupa dan gambar-Nya (Kis 17:29), namun dalam natur keberdosaan kita, rupa dan gambar Allah tersebut tercemar dan rusak.

Itu sebab secara natur kita bukan anak-anak Allah, namun anak-anak yang harus dimurkai (children of wrath, bukan children of God – Efesus 2:3). Jadi ide bahwa semua manusia adalah “anak-anak Allah” tidak ada dalam Alkitab. Teolog JI Packer menulis bahwa anugerah menjadi anak Allah menjadi milik kita bukan karena kita dilahirkan, namun karena kita dilahirbarukan.

Mengapa Anak Laki-Laki?

Setiap individu dalam Kristus, baik pria atau perempuan, disebut sebagai sons of God (anak-anak laki Allah). Mengapa? Bukan karena Alkitab tidak adil. Alkitab sangat adil, itu sebab setiap laki-laki juga disebut sebagai mempelai wanita Kristus.

Saat Paulus memakai kata ‘sons’, dia sedang mengatakan sesuatu yang sangat revolusioner di zamannya. Dalam tradisi Yahudi, seorang anak perempuan tidak boleh menerima warisan. Hanya anak laki-laki menjadi pewaris yang sah. Jadi Paulus mengatakan bahwa di dalam Kristus tidak ada laki dan perempuan, bukan karena gender kita jadi hilang, tapi karena keduanya akan menerima status sebagai ahli waris.

Allah Tritunggal dan Adopsi

  • Allah Bapa berencana dan berinisiatif untuk menadopsi kita sebagai anak dari sejak kekekalan.
  • Allah Anak diutus ke dunia untuk mati menggantikan orang berdosa dan dibangkitkan sebagai korban tebusan yang sempurna agar kita dapat diadopsi secara legal menjadi anak.
  • Allah Roh Kudus diutus ke dalam hati setiap anak untuk memberikan pengalaman- pengalaman rohani yang dekat dan manis bersama dengan Allah.

Melalui Anak, kita menjadi anak-anak Allah secara status (Gal 4:4-5). Melalui Roh Kudus, kita menjadi anak-anak Allah secara pengalaman (Gal 4:6-7). Itu sebab seluruh puji, hormat, dan kemuliaan kembali pada dan hanya pada Allah Tritunggal.