SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Bagaimana Injil Mengubah Karakter

Bagaimana mematikan percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan keserakahan? Bagaimana membuang marah, geram, kejahatan, fitnah, dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut kita? (Kol 3:5, 8). Ada tiga jenis respon manusia.  Mari kita pikirkan ketiganya dengan aplikasi spesifik tentang amarah yang berdosa. 

Orang Tak Beragama

“Siapa bilang semua kita tidak boleh meledak dalam kemarahan pada orang lain? Itu hanyalah ekspresi emosi manusiawi dan natural. Daripada ditahan di dalam dan jadi luka batin dan penyakit internal, lebih baik ditumpahkan keluar. Jadi jangan ada rasa bersalah setelah marah-marah, itu justru yang akan membuat kita menderita.

Lagipula, zaman sekarang kita perlu berani membela diri. Terlalu banyak orang yang seenak sendiri, mereka perlu dikata-katai supaya tahu diri. Kalau tidak berani marah, kita gampang disepelekan orang. Soal Allah, kalau memang Ia ada, pastilah Ia maklum dan paham betul tentang emosi kita.”

Orang Beragama

“Marah akan mendatangkan murka Allah! Ia mungkin mengutuk kita, atau paling tidak mengurangi berkatNya bagi kita. Ia sayang pada orang yang sabar. Kepada orang yang suka naik darah, jangan heran melihat berkat Allah pada orang itu berkurang, bisnis jadi sulit, kerjaan jadi banyak masalah, relasi rumah tangga jadi renggang, mudah jatuh sakit, dan seterusnya.

Engkau perlu berusaha lebih keras, berdoa lebih sungguh, baca firman lebih rajin, agar bisa menahan marah. Jangan lupa, engkau adalah orang beragama, kalau kau gampang ngamuk, itu seperti orang ateis! Betapa memalukan kalau kau terus jatuh lagi dalam dosa kemarahan. Buktikan dirimu pada Tuhan bahwa kau bisa mengalahkan kemarahan!”

Orang Ber-Injil

“Berkat Allah telah tercurah seluruhnya bagimu saat Kristus mati disalib. Tidak ada apapun yang kau dapat lakukan untuk menambah, atau tidak lakukan untuk mengurangi kasihNya. Saat engkau masih tidak peduli Allah, Ia telah menerimamu tanpa syarat karena Kristus sudah mati bagimu.

Sehingga kalau istrimu, suamimu, anakmu, temanmu, atau siapapun mengecewakanmu, menghinamu, menyakiti hatimu, engkau tidak perlu meledak dalam kemarahan. Kalau Pribadi yang paling penting di seluruh jagad raya telah menerima engkau, bukankah engkau tidak perlu terlalu ambil pusing kalau ada orang yang melukai egomu? Sebaliknya, kalau engkau menjadi korban kemarahan orang lain, jangan membalas, jangan merasa hancur, ada Kristus yang menopangmu.

Engkau mampu berjuang melawan kemarahan karena Kristus ada didalammu. Jadi jangan sombong kalau engkau berhasil. Dan jangan putus asa kalau engkau gagal, Ingat Ia menanggung di atas salib seluruh kemarahan Allah yang suci terhadap dosamu agar engkau tidak perlu menanggung penghukuman Allah lagi.