SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Bagaimana Memulai 2017 Bersama dengan Yesus

Tahun baru seringkali identik dengan resolusi baru. Dengan bergantinya lembaran tahun, wajar kalau kita mengharapkan adanya pembaruan serta perubahan di dalam berbagai aspek hidup yang Tuhan berikan kepada kita. Kita perlu mengingat di awal tahun baru ini bahwa Tuhan Allah adalah Penguasa dan Pemiliki hidup kita—termasuk agenda, rencana, serta tentunya resolusi yang mau kita ambil.

Daniel Darling menyarankan empat langkah untuk memastikan resolusi kita dibentuk untuk melakukan pekerjaan-Nya.

Pertama, mengingat bahwa hidup kita adalah pemberian Tuhan Pencipta. “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!"” (Pengkhotbah 12:1). Setiap hari, musim, tahun yang baru adalah bentuk kesetiaan dan anugerah Tuhan bagi kita. Kita harus melihat ke belakang bukan dengan perasaan tertekan atau tersanjung, melainkan bersyukur atas apa yang Tuhan berikan bagi kita.

Kedua, bertobat dengan mendekat kepada Tuhan Yesus. Kita perlu memulai dengan mengakui dosa dan kesalahan kita di hadapan Dia, khususnya di bawah terang kebaikan dan kemurahan-Nya kepada kita. Kita tidak bisa mulai membuat rencana baru, tanpa terlebih dulu membiarkan Tuhan menunjukkan kegelapan hati kita serta menunjukkan bagaimana kita bisa bertumbuh tahun ini.

Ketiga, memperbarui komitmen yang telah kita ambil misalnya dalam pernikahan, keluarga, gereja, studi, dan tempat kerja. Tempat terbaik dimana kita menghidupi iman percaya kita adalah melalui irama pertobatan dan pengampunan dengan orang-orang yang kita kasihi. Justru kesetiaan di dalam relasi-relasi inti inilah yang membuahkan hidup yang radikal di jangka panjang. Di sanalah Allah menempatkan kita untuk membangun sikap hidup seorang murid Kristus, serta menunjukkan secara praktis iman percaya kita kepada orang lain.

Keempat, tahun yang baru seharusnya menjadi tempat istirahat. Kita mulai dengan beristirahat pada realitas bahwa identitas kita terdapat di dalam Kristus. Terlepas dari kegagalan, kelalaian, dan kekecewaan kita, kita diingatkan di dalam Injil bahwa Yesus tetap mengasihi kita. Kasih-Nya tidak terombang-ambing oleh kesuksesan atau kegagalan kita. Setanlah yang berusaha meyakinkan kita bahwa kasih Allah kepada kita tergantung pada hal-hal yang bisa kita pegang, lihat, atau rasakan.

Tetapi istirahat secara fisik juga tidak kalah pentingnya. Fokus kita adalah cenderung pada kerja dan kesibukan. Tapi kita perlu menjadwalkan waktu untuk merefleksi serta berelaksasi. Istirahat bukan merupakan bentuk kemalasan atau kelemahan, tetapi justru bentuk keyakinan bahwa hidup kita ada di tangan Allah yang Mahakuasa—bukan usaha atau kekuatan kita.

Mari kita buat resolusi-resolusi baru dan berani di tahun 2017 ini, tapi percayakan semuanya bukan pada rencana atau fasilitas yang kita miliki, melainkan kepada Dia yang menopang dunia ini dengan tangan-Nya.

Diadaptasi dari artikel ‘Four Ways to Approach the New Year with Jesus’ karya Daniel Darling.