SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Damai yang Anda Miliki Buatan Mana?

Kalau kita beli sebuah barang yang harganya mahal, kita akan coba perhatikan dimana barang itu dibuat. Semakin berharga barang tersebut, semakin kita peduli. Itu sebab kita suka bilang “Made in Australia” 99.5% pasti lebih baik dari “Made in China.”

Orang bilang punya rasa damai itu sangat berharga. Orang berani bayar mahal untuk memiliki damai, tidak heran kita beli asuransi jiwa, rumah, mobil, travel, dst. Kita bahkan bekerja mati-matian untuk bisa punya rasa damai menghadapi masa depan yang tak menentu.

Jadi kalau damai itu barang berharga maka kita perlu bertanya, “Damai saya ini buatan mana? Buatan Cina, Australia, atau Surga?”

Yesus berkata bahwa setiap muridNya pasti memiliki damai buatan surgawi, karena Ia sendiri yang merancang dan memberikannya. “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27).

Apa bedanya damai buatan dunia atau surga? Damai buatan dunia kualitasnya selalu jelek, karena tergantung oleh situasi. Begitu krisis moneter melanda, damai kita berangsur menyusut. Bahkan damai pagi hari saat keluar rumah menuju kantor mendadak hilang saat terjebak macet atau istri/suami ngomel. Ini berlaku bagi damai buatan Cina ataupun Australia.

Damai buatan surga beda. Hati tetap damai meski suasana tegang atau orang menyerang kita. Ia tidak berfluktuasi seiring dengan kondisi pasar modal. Alasannya sederhana. Karena damai tersebut tidak berlandaskan sesuatu yang dapat berubah (cuaca, lalu lintas, karir, emosi kita, respon orang lain, sikon politik). Pokoknya, kalau damai itu bergantung pada sesuatu yang bisa berubah, itu damai KW II!

Damai dari surga berdasar pada Tuhan Allah yang berdaulat dan bijaksana. Tidak ada sesuatu pun dalam hidup Anda yang bisa terjadi diluar kehendak Tuhan. Dan tidak ada makhluk ciptaan apapun yang lebih bijak dibanding Tuhan.

Jadi kalau kita cemas, resah, kuatir, takut, stress, akar semua itu adalah karena kita merasa lebih bijaksana dari Tuhan dan berkata, “Tuhan, kok bisa jadi begitu, khan ga bener! Mestinya khan begini, yang bener aja!” Anda ingin pegang remote control hidup Anda, padahal Anda cuma ciptaan yang terbatas dan berdosa, sementara Ia  Pencipta yang tak terbatas dan tak bercacat.

Tidak heran Paulus menulis bahwa damai buatan surga ini melampaui akal budi kita (Fil 4:7). Bukan berarti tidak masuk akal. Tapi melebihi akal. Jauh lebih mutakhir dari kapasitas otak kita.