SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Gaya Hidup Misional

Menurut Todd Engstrom, misional berarti berbagian dalam misi Tuhan dengan menunjukkan Injil secara nyata dan mengabarkan Injil dengan kreatif kepada sejumlah orang tertentu. Istilah ‘gaya hidup’ mungkin sebetulnya kurang tepat, karena kesannya sesuatu yang bersifat pilihan. Seolah-olah kita diberikan pilihan antara menjadi misional atau tidak. Seolah kita, sebagai orang Kristen dan gereja, boleh memilih antara kadang-kadang menghidupi Injil dan kadang-kadang tidak sama sekali. Kalau kita memahami sifat dasar gereja, maka kita akan disadarkan bahwa gereja sejatinya adalah badan misi utama Allah di dunia ini. 

Hal ini kita dapat lihat dari gereja mula-mula. Waktu mereka mulai bertumbuh pesat setelah hari Pentakosta, maka penganiayaan dan penindasan pun meningkat. Tetapi, alih-alih meredam pertumbuhan Injil, gereja malah bertumbuh dan semakin mengakar. Di Kisah Para Rasul 8:1-4 kita melihat orang-orang Kristen biasa ini, yang tersebar ke berbagai daerah, tidak bisa berhenti untuk membagikan, berbicara dan bersaksi bagi Kristus. It’s all they can talk about! 

Gaya hidup ini yang kita lihat juga dalam diri Filipus, salah satu dari tujuh diaken yang diangkat di Kisah 6:3-5 untuk melayani para janda. Tuhan memakai Filipus untuk mengabarkan Injil di daerah Samaria, yang adalah musuh bebuyutannya orang Yahudi selama puluhan generasi. Pelayanan masal ini diberkati sedemikian rupa sehingga banyak sekali orang Samaria bertobat dan percaya kepada Yesus (8:5-8). Tetapi kita melihat bahwa Filipus yang sama, tetap taat kepada Tuhan waktu ia diutus ke tempat yang sepi untuk melayani seorang asing one-on-one (8:26-27). Dengan latar belakang kesibukan dan keramaian kebangunan rohani di Samaria, mudah bagi Filipus (atau setidaknya bagi saya pribadi!) untuk bertanya balik, “Tuhan, ngga salah nih perintahnya? Kalau saya tinggalin Samaria gimana dong, nanti keteteran semuanya!” Tidak dicatat bahwa Filipus mengeluh atau berdebat atau melarikan diri dari Tuhan, seperti kasus seorang nabi di Perjanjian Lama. Baik di tengah keramaian kota Samaria dan kesunyian perbincangan dengan satu pejabat Etiopia, berita sukacita Injil Kristus disampaikan, dicerna dan diterima. 

Dari hidup jemaat mula-mula dan kisah Filipus, kita melihat bahwa gaya hidup misional mempunyai dua komponen yang saling berkaitan: hidup yang terbuka (open life) dan Alkitab yang terbuka (open Bible). 

  1. Kita melakukan open life dengan mengasihi orang sama seperti Tuhan Allah mengasihi orang.

Dari Filipus kita belajar bahwa ia mau berinteraksi dan mengabarkan Injil kepada semua jenis orang: orang yang kesulitan dan yang tertekan (seperti para janda), orang yang dianggap sebagai musuhnya (seperti orang-orang Samaria) dan orang yang secara budaya dan bahasa jauh darinya (seperti pejabat Etiopia). Di sini kita melihat Filipus membuka hati dan hidupnya tanpa pandang bulu. Dalam hal ini ia merefleksikan hati Tuhan Allah sendiri. “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang- orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk” (Yes 57:15). Kalau kita hanya membuka hidup pada orang-orang tertentu saja, maka kita harus belajar kembali mengenali isi hati Tuhan. Siapakah yang sedang dalam kesulitan, tekanan atau bahkan lawan atau orang jauh, yang anda bisa jangkau mulai hari ini? 

  1. Kita melakukan open Bible dengan membiarkan Firman Tuhan melakukan pekerjaannya. 

Baik jemaat Tuhan yang tersebar dan Filipus, keduanya pergi kemana-mana mengabarkan Kristus. Tentu mereka berbicara tentang ratusan hal lain, seperti urusan keluarga, politik, ekonomi dan lain seterusnya. Tetapi tema besar perbincangan dan interaksi mereka adalah Yesus Kristus. Yang membawa sukacita besar adalah mereka percaya dan berbalik kepada Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan atas hidup mereka. Sarana yang Tuhan pakai adalah kaki, tangan, perhatian, kata-kata dan tindakan kita terhadap orang lain. Dengan kuat kuasa Roh Kudus, Firman Tuhan bekerja melalui umat Tuhan. Siapakah yang anda bisa ajak untuk membaca atau mendengarkan Firman Tuhan bersama-sama hari ini? 

Mari kita menjadi jemaat Tuhan yang mempunyai gaya hidup yang misional. Karena membuka hidup serta membuka Alkitab bagi orang lain, bukanlah pilihan bagi setiap umat Tuhan.