SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Kebaikan Terbesar

Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan (atau, kebaikan), kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. (Kol 3:12)

Tidak heran kata kebaikan seringkali diterjemahkan sebagai kemurahan, karena arti keduanya sangat dekat dan berkaitan satu sama lain. Karya keselamatan Yesus adalah ungkapan kebaikan dan kemurahan terbesar yang Allah bisa berikan kepada kita. Saya yakin kebanyakan orang, apalagi orang Kristen, kalau ditanya, "Tuhan baik atau ngga?" akan menjawab ya. Atau malahan, ya dan amin, haleluya dan lain sebagainya. Tentu saja kita patut mengakui kebaikan serta kemurahan Tuhan dalam setiap area hidup kita. Tapi biasanya, saya tertarik dengan jawaban pertanyaan berikutnya, "Dalam hal apa Tuhan baik kepadamu?"

Biasanya jawaban yang saya dengar adalah seputar Tuhan baik karena pelihara saya dengan memberikan saya pekerjaan atau bisnis, Tuhan baik karena keluarga saya selama ini sehat-sehat, Tuhan baik karena doa saya dijawab, dan lain seterusnya. Nah, sekali lagi, kita patut mengakui kebaikan serta kemurahan Tuhan dalam hal-hal ini. Ada cukup banyak ayat serta teladan di Alkitab yang mengajak bahkan memerintahkan kita untuk bersyukur atas kebaikan-kebaikan Tuhan di dalam hidup kita. Menurut saya, problemnya adalah kalau kita hanya mengakui kebaikan serta kemurahan Tuhan dalam hal-hal ini saja. Kalau kita mengatakan Tuhan baik kepada kita hanya karena Ia memberikan kepada kita hal-hal yang baik, enak, dan nyaman, maka kita sebetulnya sudah mendistorsi karakter serta kebaikan Tuhan. Kita akhirnya tidak bisa, atau tidak mau tahu, saat Tuhan memberikan kepada kita hal-hal yang buruk, menyakitkan, dan tidak nyaman sama sekali. Ini adalah salah satu pertanyaan penting di dalam kitab Ayub:

Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? (Ayub 2:10)

Jadi, bagaimana seharusnya kita berpikir tentang kebaikan Tuhan terhadap kita? Bagaimana kita sebagai pengikut Kristus seharusnya menjawab pertanyaaan, "Dalam hal apa Tuhan baik kepadamu?"

Jawaban singkatnya, kebaikan terbesar yang Tuhan berikan kepada kita adalah keselamatan di dalam Yesus Kristus. Ini selalu harus menjadi starting and ending point kita. Bahkan dapat dikatakan, setiap kebaikan yang kita alami sebesar dan sekecil apa pun itu, Allah berikan untuk membawa kita kepada Yesus:

Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah (ESV. God's kindness) ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (Roma 2:4)

Ingat kembali setiap bentuk berkat, kemurahan, dan kebaikan Tuhan di dalam hidup anda, sesederhana atau semewah apa pun itu. Entah anda tadi makan siang menghabiskan sisa makanan di kulkas, atau mendadak ditraktir oleh client anda makan di restoran. Pernahkah anda berpikir bahwa selain semuanya itu datang dari Tuhan, Ia memakai semuanya itu untuk membawa anda kepada Yesus, kebaikan-Nya yang terbesar?

Jadi untuk pertanyaan, "Dalam hal apa Tuhan baik kepadamu?" anda dapat menjawab:

Aku sesungguhnya tidak layak menerima kebaikan dan kemurahan Tuhan yang terkecil sekalipun. Dosa dan pelanggaranku terlalu banyak sehingga aku layak menerima penghakiman dan murka Tuhan yang terbesar. Tetapi Tuhan Allah, dalam kebaikan-Nya yang aku tidak akan bisa mengerti, berkenan untuk memberikan Anak-Nya sendiri untuk menggantikan tempatku. "Yesus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (2 Kor 5:21)! Aku tidak akan bisa memahami kebaikan Tuhan yang melumerkan hatiku yang keras sehingga aku bukan saja mengerti tetapi juga mau menerima Injil serta hidup bagi Yesus. Aku tidak akan bisa membayar kebaikan Tuhan yang rela membayar lunas segala hutang dosaku kepada-Nya. Ada banyak hal dalam hidupku yang saat ini aku tidak mengerti, atau aku bahkan bertanya 'kok begini ya' - tapi satu hal yang pasti adalah Tuhan amat sangat baik karena Ia telah memberikan Yesus Kristus kepadaku.

Roh Kudus menumbuhkan sifat kebaikan Tuhan di dalam hidup kita, dengan berulangkali menuntun hati serta pikiran kita pada kebaikan Tuhan terhadap kita, khususnya kebaikan-Nya yang Ia tunjukkan melalui Yesus Kristus. Semakin kita memikirkan, mendaftarkan, mensyukuri, bahkan membagikan kebaikan Tuhan itu terhadap kita, semakin sifat kebaikan-Nya bertumbuh dan menjadi matang.

John Newton adalah seorang Inggris yang hidup di abad 18-19. Masa mudanya ia habiskan sebagai pedagang budak melalui kapal-kapal laut. Bahkan setelah ia pensiun pun ia masih menginvestasikan uangnya dalam bisnis pedagangan manusia. Suatu saat dalam perjalanan pulangnya ia mengalami pertobatan rohani. Singkat cerita, ia mulai membaca Alkitab dan buku-buku rohani. Tidak lama kemudian, ia sungguh-sungguh bertobat dan menjadi pengikut Kristus. Ia berhenti dari bisnis pedagangan budak dan menjadi salah satu pendukung utama gerakan abolitionisme, bersama dengan tokoh anti perbudakan William Wilberforce. John Newton kemudian beralih profesi menjadi pendeta gereja Anglikan. Buku-buku dan syair lagu karya Newton masih dipakai oleh sekolah-sekolah teologia dan gereja sampai hari ini. Salah satu syair karangannya adalah lagu Amazing Grace, lagu yang saya yakin sangat kita kenal dan hargai.

Menjelang hari kematiannya, Newton berkata kepada temannya, "My memory is nearly gone. But I remember two things: that I am a great sinner, and that Christ is a great Saviour / Ingatanku sudah hampir pudar. Tapi aku ingat dua hal: yaitu bahwa aku seorang pendosa yang besar, dan bahwa Kristus Juruselamat yang besar."
Mulai sekarang, bagaimana anda akan menjawab pertanyaan: "Dalam hal apa Tuhan baik kepadamu?"

DOA
Bapa yang baik, karena kebaikan-Mu yang ilahi maka kami berada di sisi baik-Mu. Kami ada di sisi baik-Mu bukan karena kesalehan, amal ibadah, atau reputasi kami, melainkan karena Yesus Kristus kebaikan-Mu yang terbesar telah Engkau berikan untuk menyelamatkan kami. Yesus mengalami segala keburukan, kesakitan, penderitaan yang paling dalam yang tidak mungkin bisa kami bayangkan. Ia patut disebut sebagai Juruselamat yang besar. Kami patut disebut sebagai pendosa-pendosa yang besar. Kiranya semakin kami mengingat kebaikan-Mu pada kami, sifat kebaikan-Mu itu juga semakin tumbuh dan matang melalui hidup kami. Demi nama Yesus kami meminta. Amin.

Leave a Comment

Comments for this post have been disabled.