SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Mat 5:1-12 "Rahasia Hidup Bahagia (Versi Yesus)"

Mat 5:1-12
(1) Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. (2) Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:

(3) "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

(4) Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

(5) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

(6) Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

(7) Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.

(8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

(9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

(10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

(11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Kalau anda mencoba mengetik di Google "secret to a …", maka mesin pencari seperti biasa akan memberikan suggestions atau saran yang konon berdasarkan data apa yang paling sering orang cari. Ini yang saya dapatkan orang cari-cari selama ini: rahasia memiliki pikiran yang lebih tajam (secret to a sharper mind), rahasia membuat risotto yang enak, rahasia membuat kue coklat yang lembab, rahasia hidup panjang, rahasia pernikahan yang bahagia … dan puncaknya di nomor satu adalah: secret to a happy life. Bagaimana sih bisa menemukan hidup yang bahagia?

Sepintas kelihatannya itu yang Yesus coba ajarkan di pembukaan khotbah-Nya yang terkenal dan dikenal dengan Khotbah di Bukit / Sermon on the Mount ini. Kata 'bahagia' di sini sebetulnya lebih dari sekedar perasaan senang, sumringah, atau bahkan sukacita. Ini adalah kebahagiaan yang bukan saja muncul dari dalam, tetapi karena sepertinya seluruh jagad raya pun ikut bekerja sama membuat kita bahagia. Itu sebabnya di dalam bahasa Inggris kata ini juga diterjemahkan 'Blessed'/diberkati, yang menunjukkan bahwa ini adalah kebahagiaan yang mendalam, komplit, dan datang dari tangan Tuhan sendiri. Ada yang mengatakan bahwa orang bahagia di sini adalah orang yang waktu kita perhatikan karakter serta hidupnya, kita berkata, "Aku mau jadi seperti dia."

Bahkan kalau anda membaca secara sepintas apa yang dikenal dengan Delapan Ucapan Bahagia / Beatitudes ini, anda akan merasa ada sesuatu yang berbeda, aneh, serta unik dari definisi Yesus tentang bahagia. Untuk kontrasnya, bandingkan dengan apa yang Stephen Altrogge katakan tentang bahagia atau sukses menurut ukuran dunia:

Maka Setan melihat gerombolan di depan matanya, turun ke lembah yang kering kerontang dan mulai berbicara mengajar mereka, katanya:

  • Berbahagialah mereka yang agresif, bebas, merasa diri cukup hebat, bisa berdiri sendiri – karena merekalah empunya kerajaan neraka.
  • Berbahagialah mereka yang tidak pernah menangisi dosanya dan hanya menunjukkan perubahan yg dangkal, atau di permukaan, atau hanya berubah karena takut berhadapan dengan konsekuensi dosa mereka, karena hati mereka akan menjadi semakin keras.
  • Berbahagialah mereka yang sok jago, suka membuat orang lain merasa takut, mengedepankan haknya dan agendanya sendiri, karena mereka akan mewarisi neraka.
  • Berbahagialah mereka yang cuek dengan ketidakbenaran di dalam hidup mereka dan di sekitar mereka, karena mereka hanya akan puas dengan dosa.
  • Berbahagialah mereka yang tidak menunjukkan belaskasihan, yang menuntut balas setiap kali orang berbuat salah, yang gampang tersinggung, yang melawan dengan menghina, menggosip atau menyerang dengan brutal, karena mereka akan menerima balasan yang setimpal.
  • Berbahagialah mereka yang membiarkan banyak ketidaksucian meresap ke dalam hati mereka melalui hal-hal yang kelihatannya oke-oke saja seperti TV, internet, relasi, smartphones, karena mereka tidak akan melihat Allah.
  • Berbahagialah mereka yang menyebabkan percekcokan, menciptakan perpecahan, suka dengan kontroversi dan mengadu domba orang satu sama lain, karena mereka akan disebut anak-anak Setan.
  • Berbahagialah mereka yang berhasil menghindari ejekan atau penganiayaan, dengan ikut arus hidup dunia ini, karena mereka akan mendapat tempat yang luas di neraka.
  • Berbahagialah kamu ketika orang lain menganggap kamu keren, lucu, asik dan penghidup suasana, demi aku (Setan). Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besar penderitaanmu di neraka, karena begitulah cara mereka memperlakukan semua orang jahat di sepanjang sejarah.

Di sinilah khotbah Yesus melawan arus budaya dan pikiran dunia ini. Semua yang Yesus proklamasikan bertolak belakang dengan apa yang Setan promosikan di atas. Saya harus jujur waktu pertama kali membaca ukuran bahagia dan sukses menurut Setan di atas, saya lumayan tersinggung dan merasa si penulis sok suci. Tapi itu mungkin lebih menunjukkan bahwa bahkan sebagai orang Kristen pun, bukankah kita seringkali mengukur rasa puas, bahagia, atau sukses dengan standar dunia ini?

Tapi problemnya tidak berhenti di situ. Saya juga harus akui, bahwa waktu menyimak dan memahami apa yang Yesus katakan tentang rahasia hidup bahagia, saya lebih tersinggung lagi! Kita akan menyadari bahwa Yesus menggambarkan secara singkat, padat, dan tegas, apa artinya hidup bahagia atau sungguh-sungguh diberkati oleh Tuhan. Saya tersinggung karena standar saya seringkali terlalu dangkal, banyak maunya, banyak alasan, dibubuhi kompromi sana-sini. Bagaimana kita bisa menemukan hidup yang bahagia menurut versi Yesus, kalau standar yang Ia tuntut sepertinya tidak bisa kita capai?

Bagi saya inilah keunikan dari khotbah Yesus di bukit. Fokus utama khotbah di Bukit adalah mengarahkan pandangan serta perhatian kita pada si Pengkhotbah di bukit, yaitu Yesus Kristus sendiri. Walaupun nanti kita akan melihat secara lebih mendetail apa artinya miskin di hadapan Allah, lemah lembut, murah hati, dan lain seterusnya, keseluruhan khotbah ini (Matius 5-7) mengingatkan kita bahwa Yesus sendiri menghidupi secara sempurna ucapan bahagia-Nya (Knox Chamblin):

  1. Ia miskin di hadapan Allah: selalu diserang oleh berbagai macam kejahatan, tapi Ia bersandar pada perlindungan, pertolongan dan kekuatan Allah Bapa-Nya
  2. Ia menangisi, bukan dosa-dosa-Nya, melainkan dosa dan kebutaan manusia, kekerasan hati mereka, keterikatan dan kecanduan mereka akan dosa.
  3. Ia lembah lembut: bukan tukang mencari ribut dan pembuat kebisingan, tetapi bersikap lembut kepada mereka yang lemah dan rentan. Waktu dihina dan ditekan, Ia tidak membalas balik atau mengancam.
  4. Ia lapar dan haus akan kebenaran: misi hidup-Nya adalah menunjukkan seperti apa hidup yang benar di hadapan Tuhan Allah dan bagaimana pengikut-Nya bisa hidup benar seperti yang Allah mau.
  5. Ia murah hati: Ia berbelaskasihan terhadap mereka yang tidak punya pertolongan dan mereka yang berkebutuhan.
  6. Ia murni atau suci hatinya: sebagai Hamba yang setia dengan satu tujuan yaitu mengenal serta melakukan kehendak Bapa-Nya
  7. Ia membawa damai dari konflik terbesar, yaitu antara Allah dengan manusia, dimana dengan sendirinya Ia menanggung dosa dan mendamaikan kita dengan Allah.
  8. Ia hidup dari satu cela, aniaya, dan fitnah ke cela, aniaya, dan fitnah berikutnya sampai pada akhirnya membawa diri-Nya pada kematian di atas salib.

Berbeda dengan agama, kepercayaan, atau filsafat dunia lainnya, ada kesatuan organik antara khotbah dan si Pengkhotbah. Yesus mau mengatakan kalau kita adalah murid-murid-Nya, maka hidup seperti inilah yang akan Ia kerjakan di dalam diri kita. Kalau saya boleh menyimpulkan kedelapan ucapan bahagia ini, maka inilah rahasia hidup bahagia versi Yesus:

Berbahagialah mereka yang menyerahkan hidup mereka untuk diselamatkan oleh Yesus serta terus dibentuk sebagai pengikut Yesus, karena merekalah yang suatu hari nanti akan hidup bersama dengan Yesus selama-lamanya.

DOA
Allah Bapa, kami kembali diingatkan betapa penting dan sentralnya peran Yesus dalam relasi kami dengan Engkau.

Hari ini kami mengakui kemiskinan rohani kami, menangisi kembali dosa-dosa kami, menyadari kami membutuhkan kelemahlembutan serta belaskasihan-Mu.

Puaskan kelaparan dan kehausan kami, yang kami tahu hanya dapat dipuaskan oleh kebenaran dan diri-Mu saja.

Bukakan dan ingatkan kami akan kebesaran, otoritas, dan kasih setia Kristus, sehingga setiap kali kami memikirkan Dia, kami berkata ,"Aku mau jadi seperti Dia!" Dan kiranya melalui karakter, tutur kata, teladan, pelayanan hidup kami, orang lain juga bisa semakin mau mengenal dan mengikuti Kristus.

Demi nama-Nya kami berdoa. Amin.

Leave a Comment

Comments for this post have been disabled.