SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Mazmur 22 "Mengapa Engkau Meninggalkan Aku?"

Mazmur 22
(1) Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud.

(2) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. (3) Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. (4) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (5) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka. (6) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. (7) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. (8 ) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: (9) "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?"

(20) Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! (21) Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing. (22) Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku!

(28 ) Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. (29) Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. (30) Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup. (31) Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. (32) Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.

Kita akan merenungkan tiga Mazmur yang sangat terkenal dan ditempatkan secara berurutan di Alkitab kita, Mazmur 22-24, yang kadang dikenal dengan Cross (salib), Crook (tongkat gembala), and Crown (mahkota). Saya mengundang anda membaca keseluruhan Mazmur 22 karena di dalamnya kita bisa menyelami penderitaan dan perasaan Daud yang ditinggalkan oleh Allah.

Membaca Mazmur ini secara sepintas saja membuat kita sadar betapa dalam rasa terabaikan yang dialami oleh si penulis. Ia berteriak, berseru, meminta, tapi tidak ada jawaban yang bersambut. Bagi setiap pengikut Tuhan yang pernah melalui masa-masa seperti ini, ini mungkin adalah satu masa yang paling gelap dalam hidupnya. Terlebih pedih lagi orang-orang di sekitarnya, yang kemungkinan besar adalah umat Tuhan sendiri, ikut-ikutan meledek dan menghinanya. Bahkan waktu mereka berkata di ayat 9 "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?" itupun disampaikan dalam bentuk ejeken. Tidak ada rasa sakit yang lebih dalam selain dicibir dan dicemooh oleh sesama umat Tuhan. Komunitas iman yang seharusnya setidaknya bisa mewakili kehadiran Tuhan di tengah penderitaan, malah membuat ketidakhadiran Tuhan menjadi semakin terasa.

Ada yang mengatakan bahwa walaupun betul Daud mengisahkan banyak penderitaan yang ia alami sepanjang hidupnya, tapi ia juga berbicara sebagai raja Israel yang ditetapkan Allah untuk mewakili umat-Nya. Dalam mazmur ini, dan mazmur-mazmur lainnya yang juga bersifat tangisan, Daud juga mewakili penderitaan dan keluhan setiap umat Tuhan. Selain itu Daud juga berbicara sebagai nabi Israel yang melihat ke masa depan kepada Seorang Perwakilan yang Agung, keturunannya sendiri yaitu Yesus Kristus. Dale Ralph Davis menulis, "David spoke out of his suffering and yet beyond his suffering and into the suffering of Another / Daud berbicara keluar dari penderitaannya tetapi melebihi penderitaannya dan masuk ke dalam penderitaan Seorang yang lain."

Daud bukan saja mengambarkan penderitaannya secara mental, jasmani, dan spiritual, tetapi ia juga mencontohkan bagaimana tetap beriman walaupun rasanya Tuhan sedang meninggalkan kita. Perhatikan bahwa di tengah-tengah tangisannya ia mengekspresikan imannya kepada Tuhan: "Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel" (22:4), "Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku" (22:10), dan "Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!" (22:20). Untuk setiap ungkapan putus asanya, ia hubungkan dengan ungkapan iman kepada karakter atau perbuatan Tuhan yang ia kenal dan alami selama ini.

Dalam perjalanan kita mengikuti Tuhan, kadang memang kita melalui masa-masa gelap dan ditinggalkan seperti Daud. Ini merupakan pengalaman setiap umat Tuhan sepanjang masa. Sesat dan berbahayalah mereka yang menjanjikan bahwa hidup kristiani adalah musim semi yang beralih ke musim semi. Kenyataannya adalah setiap anak Tuhan kemungkinan besar akan mengalami rasanya Tuhan memalingkan wajah-Nya dari kita, yang entah disebabkan oleh penyakit tubuh, kelemahan mental, penderitaan, kelalaian dalam iman dan pertobatan, atau berbagai penyebab lainnya yang tidak mungkin bisa kita pahami seluruhnya.

Titik balik dari Mazmur ini terletak di ayat 22. Dimana di awal Mazmur Daud berseru, "Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab" (22:3) maka di ayat 22 ia berkata, "Engkau telah menjawab aku!"

Seringkali waktu kita merasa Allah meninggalkan kita, kita cenderung untuk menjadi apatis, pahit, mengurung diri atau bahkan self-medicate dengan berbagai tindakan yang bodoh dan berdosa. Di tengah situasi dimana Allah sepertinya meninggalkan kita, orang percaya bisa tetap percaya kepada karakter dan kebesaran-Nya. Kalau yang Daud berikan kepada kita adalah hanya prototype dari penderitaan orang percaya, maka Yesus Kristus adalah produk sesungguhnya. Teriakan "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" adalah salah satu dari jeritan penderitaan-Nya di atas salib saat Ia sedang menanggung dosa kita (Mar 15:34). Melalui Daud kita bisa ikut teladannya yang tetap percaya dan berseru kepada Allah yang meninggalkannya untuk sementara waktu. Melalui Yesus kita bisa ikut masuk ke dalam keselamatan-Nya karena Ia benar-benar ditinggal oleh Allah Bapa-Nya di salib bagi kita. Itu sebabnya baik Daud, Yesus, dan kita bisa mengamini sisa Mazmur ini yang isinya pujian demi pujian kepada Tuhan Allah yang menolong dan menyelamatkan secara tuntas.

Kalau hari ini anda merasa ditinggalkan Tuhan atau menderita dalam kadar apa pun, naikkanlah Mazmur ini tetapi naikkanlah dengan iman yang berserah pada karakter, kebaikan, dan pemeliharaan Tuhan. Naikkanlah dengan iman kepada Yesus yang telah menderita dan menang bagi anda. Naikkanlah dengan harapan bahwa suatu hari nanti kita akan menceritakan dan memberitakan pertolongan Tuhan bagi kita.

DOA
Tuhan Allah kami, saat ini beberapa dari kami merasakan Engkau jauh, tidak menolong, dan tidak menjawab kami. Kami merasa putus asa dan tanpa pengharapan. Kami merasa tidak ada yang mendukung kami. Kami kecewa dengan orang-orang yang seharusnya mendengarkan, menunjukkan kasih dan pengertian kepada kami. Mengapa Engkau meninggalkan kami? Kami merasa seluruh tenaga mental, fisik, dan rohani kami sudah menipis terkuras habis.

Tapi walaupun demikian, kami tetap berharap kepada-Mu. Engkaulah Allah yang kudus yang berkuasa di sruga, Engkaulah Allah yang menciptakan dan memelihara kami, ya Engkaulah Allah yang mengutus Anak-Mu Yesus Kristus untuk menjadi Penjawab kami yang sejati.

Itu sebabnya kami mau memuji nama-Mu yang besar dan tetap hidup takut akan Engkau. Tolong kami untuk tidak menjadi orang yang sombong, keras hati, apalagi meninggalkan Engkau. Tolong kami untuk tetap berharap pada-Mu, dan kiranya masa-masa ini suatu hari nanti menjadi kesempatan bagi kami untuk menceritakan tentang kebesaran, kuasa, serta kebaikan-Mu bagi kami.

Demi nama Yesus Kristus, Penebus kami yang telah mati dan bangkit, kami berdoa. Amin.

Leave a Comment

Comments for this post have been disabled.