SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Mazmur 23 "Tuhan Adalah Gembalaku"

Mazmur 23
(1) Mazmur Daud.

TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

(4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

(5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. (6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Kebanyakan kita mungkin membayangkan seseorang yang membawa tongkat, bawaannya lembut, dan kalau punya bakat musik seperti Daud maka ia akan membawa kecapi untuk dilantunkan di saat-saat senggang. Tetapi baik Alkitab maupun sejarah budaya saat itu mencatat bahwa gembala lebih punya potongan seorang prajurit yang siap berperang, tatapan matanya tajam, sosok tubuhnya kokoh, dan setidaknya punya satu atau dua senjata siap pakai untuk menghalau musuh. Kita bisa melihat sekilas kehidupan seorang gembala dari mulut Daud sendiri, sebelum ia mengalahkan Goliat, ia berkata kepada raja Saul yang saat itu meringkuk ketakutan, "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya" (1 Sam 17:34-35). Karir seorang gembala artinya berhadapan dengan bahaya dan kematian setiap hari, demi keamanan dan kehidupan domba gembalaannya.

Tidak mengherankan kalau bahkan dewa-dewa di sekitar bangsa Israel pada saat itu juga sering disebut sebagai gembala. Tetapi Daud di sini mengikrarkan Pengakuan Iman Israeli-nya, "TUHAN adalah gembalaku!" Orang atau bangsa lain boleh menyembah dan memuji dewa ini-itu sebagai gembala mereka, tapi bagi Daud hanya TUHANlah gembalanya. Tidak ada yang lain. Setiap kali kata TUHAN (LORD)di Perjanjian Lama muncul dengan huruf besar artinya di dalam bahasa Ibrani yang dipakai adalah nama pribadinya Allah, yaitu YHWH / Yahweh / Jehovah. Ini adalah nama yang menunjukkan intimasi atau kedekatan Allah dengan umat-Nya. Ia tidak sekedar menunjukkan diri-Nya sebagai Allah yang tidak ada bandingnya, berkuasa penuh, pencipta langit dan bumi, tetapi juga Allah yang dekat dan hadir secara personal di dalam hidup umat-Nya. Seorang pernah bercerita pada saya, "Pak bedanya waktu saya masih pegang kepercayaan saya yang dulu, yang namanya Tuhan tuh rasanya asing dan jauh. Tetapi setelah saya ikut Yesus, rasanya Tuhan itu begitu dekat dan mau dikenal secara akrab." Tepat sekali!

Kedekatan Tuhan sebagai gembala kita disimpulkan dengan satu kalimat, "Takkan kekurangan aku". Saya cukup yakin salah satu masalah terbesar setiap kita adalah rasa kekurangan yang tidak bisa dipuaskan, atau tepatnya rasa kekurangan yang kita puaskan dengan cara yang salah. Kita merasa perlu lebih sehat, lebih kaya, lebih populer, lebih diperhatikan, lebih segala sesuatunya. Tetapi perhatikan bagaimana betapa personal, lengkap dan menyeluruhnya pemeliharaan Tuhan (perhatikan misalnya pemakaian kata ganti 'Ia/Engkau' dan 'aku'): "Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku" (23:2-4). Seolah-olah bagi Daud di seluruh jagat raya ini hanya ada Tuhan dan dirinya. Entah itu masa-masa yang tenang seperti padang rumput di tepi sungai yang tenang atau masa-masa yang menakutkan seperti lembah bayang-bayang kematian -- kita bisa mengatakan secara personal, "Tuhan karena Engkau adalah gembalaku, aku tahu bahwa aku puas dan tidak kekurangan suatu apa pun."

Kalau kita berhenti di ayat 4, rasanya sudah cukup karena Tuhan menyertai sepanjang hidup dan sampai mati. Tetapi Daud seolah berkata, "Wait, there's more!" lalu kemudian ia menutup Mazmur ini dengan melukiskan pesta makanan dan minuman yang begitu melimpahnya sampai-sampai kita tidak ada waktu untuk ber-selfie atau post di Instagram. Hati kita akan begitu meluap dengan kemenangan total dan final yang Tuhan berikan suatu hari nanti. Bukan itu saja, pada hari itu kita akan melihat bahwa di tangan Gembala Agung itu sepanjang hidup kita (entah itu masa tenang maupun takut) ternyata semuanya adalah masa penuh kebaikan dan kasih setia Tuhan. Kita tidak akan melihat semuanya hari ini but one day we will! Mazmur ini dibuka dengan menyebut nama pribadi TUHAN / Yahweh dan ditutup dengan kembali menyebut nama TUHAN / Yahweh, tapi kali ini berkaitan dengan rumah-Nya. Ke sinilah Gembala Agung kita akan membawa setiap orang yang berharap pada-Nya.

David Powlison pernah menulis apa yang ia sebut Anti-Mazmur 23. Ia menulisnya untuk memberikan kontras dengan orang-orang yang tidak memiliki Yesus Kristus sebagai gembalanya.

Aku sendirian. Tidak ada yang memperhatikan atau melindungiku. Aku selalu merasa kekurangan dan tidak tenang. Aku mudah merasa frustrasi dan seringkali kecewa …

Aku menghabiskan hidupku melindungi diriku karena hal-hal buruk dapat terjadi kapan saja. Aku tidak punya damai yang bertahan lama …

Hidupku semuanya hanya tentang aku, sampai-sampai aku sendiri muak. Aku bukan milik siapa pun selain diriku. Pialaku tidak pernah penuh. Aku merasa kosong. Kekecewaan mengikutiku sepanjang hidupku. Apakah aku akhirnya akan binasa dan tidak eksis lagi? Apakah aku akan selamanya sendirian, tidak punya rumah, terjun bebas ke dalam kehampaan?

Alangkah kontrasnya dengan Yesus Kristus! Kita melihat bahwa Gembala kita tidak menjanjikan hidup tanpa pergumulan atau bahkan bayang-bayang kematian, tetapi yang Ia janjikan adalah kekuatan, pemeliharaan, penyertaan pribadi-Nya bukan saja untuk saat ini tetapi juga untuk selama-lamanya.

DOA
Tuhan Yesus Engkau adalah Gembala Agungku yang setia. Engkau telah menyerahkan nyawa-Mu bagiku sehingga aku menjadi bagian dari kawanan domba-Mu. Di dalam Engkau aku puas dan tidak kekurangan suatu apa pun.

Ampuni aku kalau selama ini aku selalu merasa resah, marah, takut, frustrasi, seolah-olah Engkau bukan Gembala pribadiku. Ingatkan aku bahwa Engkau menuntunku dan bersamaku di setiap masa hidupku. Di saat-saat dimana aku bisa melihat pertolongan dan jamahan tangan-Mu, di situ memang lebih nyata kebaikan dan kasih setia-Mu. Tetapi di saat-saat dimana aku merasa sesak dan Engkau sepertinya tidak hadir, Engkau tetap adalah Gembala yang baik dan penuh kasih setia.

Tolong aku untuk memfokuskan perhatian dan pandanganku pada-Mu sehingga aku boleh tidak takut lagi dan mengalami penghiburan-Mu. Terimakasih karena Engkau berjanji bukan saja menuntun dan menyertaiku, tetapi juga membawaku selamat sampai pada ke rumah-Mu, dimana aku akan menikmati Engkau dengan segala kelimpahan berkat-Mu untuk selama-lamanya. Amin.

Leave a Comment

Comments for this post have been disabled.