SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Membangun Relasi yang Misional

Misional berarti mempunyai cara berpikir dan bertindak yang sedemikian rupa dengan tujuan untuk menjangkau orang lain bagi Kristus. Menjadi misional bukanlah pilihan bagi setiap pengikut Kristus. Waktu Paulus meminta jemaat Efesus untuk memperhatikan dengan cermat bagaimana cara mereka hidup (Ef 5:15), ia tidak berbicara hanya kepada sekelompok pemimpin atau tokoh gereja saja, melainkan kepada setiap jemaat Tuhan—termasuk anda dan saya hari ini. Panggilan untuk membawa orang mengenal Kristus sudah built-in di dalam identitas kita sebagai anak-anak Tuhan. Bagaimana dengan anda? Jason Dukes di dalam bukunya, Live Sent: You Are a Letter, menantang kita untuk menguji diri kita sendiri dengan 10 pertanyaan berikut.

1. Bagaimana anda berbicara tentang gereja?
Apakah gereja hanya merupakan tempat beribadah dan bersosialisasi, atau gereja juga merupakan sejumlah orang yang dipanggil dan diutus Tuhan ke dunia ini?
2. Bagaimana anda berbicara tentang misi?
Misi bukan saja pergi ke tempat yang asing dan jauh, tetapi juga kehidupan sehari-hari melalui setiap relasi hidup kita.
3. Bagaimana anda berbicara tentang orang-orang dekat anda yang belum mengenal Kristus?
Apakah anda lebih sering mengatakan, “Huh, koq bisa ya ada orang hidupnya kayak gitu?” atau, “Bagaimana aku bisa lebih mengenal mereka”?
4. Apakah anda cenderung menarik diri dari budaya sekitar anda dan hanya merasa aman di lingkungan Kristen?
Kita harus belajar untuk menjadi saksi di tengah lingkungan yang mungkin membuat kita merasa tidak nyaman atau bahkan dalam bahaya.
5. Apa yang anda pikirkan waktu berbicara tentang pemuridan?
Apakah pemuridan lebih bersifat program dan kegiatan, atau pemuridan juga bagaimana kita menjadi meneladani Kristus melalui cara kita menjalankan rutinitas hidup kita sehari-hari.
6. Apakah anda banyak menghabiskan waktu berpikir untuk berhenti bekerja dan melayani penuh waktu?
Atau, apakah anda melibatkan hidup untuk melayani orang-orang dekat dan di sekitar anda saat ini?
7. Kalau melihat orang lain yang perlu pertolongan, apakah anda cenderung berpikir, “Dia perlu ketemu dengan pendeta” atau “Apa yang bisa aku lakukan untuk menolongnya”?
Pendeta dan pelayan Injil bukanlah satu-satunya yang bertugas untuk melayani dan bersaksi tentang Kristus pada mereka yang belum mengenal-Nya.
8. Waktu berpikir tentang surga, apakah anda lebih sering menganggapnya sebagai kerajaan yang akan datang, atau kerajaan yang sudah hadir sekarang?
Sebagai pengikut Kristus, kita seharusnya menghadirkan kerajaan-Nya. Apakah orang lain hari ini bisa melihat bahwa kita adalah warga negara kerajaan Surga?
9. Bagaimana anda mengukur pertumbuhan rohani?
Pertumbuhan rohani pribadi tentu penting dan perlu kita perhatikan. Tetapi bagaimana dengan relasi kita dengan orang lain? Apakah orang lain menikmati buah pertumbuhan rohani anda, melalui cara anda berinteraksi, berbicara dan memperlakukan mereka?
10. Apakah anda punya teman non-Kristen, dimana anda dan dia saling mengenal dengan baik?

Sebagai pengikut Kristus, kita semua adalah penjala manusia. Kita dipanggil untuk menjadi misional di dalam relasi hidup kita (keluarga, studi, kerja, usaha, pelayanan, dsb). Eric Liddell, seorang misionaris ke China di awal abad ke-20, pernah mengatakan, “We are all missionaries. Wherever we go we either bring people nearer to Christ or we repel them from Christ. Kita semua adalah misionaris. Kemana pun kita pergi, kita akan membawa orang semakin mendekat kepada Kristus atau semakin menjauh dari Kristus.” Mari kita jadikan setiap relasi kita sebagi kesempatan untuk membuat orang lain semakin mengenal Kristus!