SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Menebus Media

Di dunia yang tersaturasi oleh media ini, kita semua dibombardir oleh informasi, dan karena banyaknya informasi yang kita terima, kita seringkali kewalahan untuk berpikir dan memilah-memilah. Alhasil, kita seringkali dicekoki oleh media dan kita menelan mentah-mentah informasi yang disuguhkan. Memang, terkadang kita masih mengkritisi konten film yang kita tonton, atau berpikir sebelum mengunduh aplikasi tertentu di handphone kita, tetapi kita tidak kritis tentang seberapa seringnya kita menggunakan media itu sendiri. Mulai bangun tidur kita tidak tahan untuk membuka Facebook, kita update apa yang kita lakukan seharian melalui Instagram, sebelum ‘makan’ Firman Tuhan kita terlebih dahulu merasa kenyang oleh informasi-informasi yang kita terima melalui social media; apa yang teman kita lakukan, mereka baru jadian dengan siapa, mereka berlibur kemana, dsb. Kita tidak bisa tidak membuka media karena kita takut ketinggalan berita. Kita takut tidak exist. Kita takut merasa tidak memiliki teman.

Apakah mungkin kita tanpa sadar telah menggantikan kenikmatan yang seharusnya kita dapat dari Allah dengan kenikmatan yang disajikan media? Jika memang kita telah ‘diperbudak’ oleh media, kita perlu berhenti sejenak dan memikirkan apa yang perlu kita lakukan tentang hal ini. John Piper menyinggung sedikit tentang hal ini di bukunya A Hunger for God. Meskipun buku itu adalah tentang berpuasa, dia berkata bahwa masalah yang utama bukanlah makanan, melainkan apapun yang dapat menggantikan Allah. Dan jika hal yang dapat menggantikan Allah itu adalah media, maka dia menyarankan kita untuk ‘berpuasa’ dari media dan mengurangi konsumsi media untuk memfokuskan diri kepada Allah saja.

Mungkin ini dapat menjadi course of action kita. Saya sendiri telah mencoba ‘berpuasa’ dari media beberapa kali. Saya pernah mengambil 1 hari penuh dimana saya berjanji tidak akan menggunakan handphone, laptop, komputer, ataupun menyalakan TV. Untuk menggantikan semua itu, saya mencoba menebus waktu saya untuk berdoa, membaca Alkitab, membaca buku, dan bersosialisasi secara riil.

Sekitar 3 bulan lalu pun saya sekali lagi merasa bergantung pada media, sehingga selama 1 bulan penuh saya mematikan facebook dan Instagram, dan mengganti iPhone saya dengan handphone jaman bahula. Mungkin tidak semua dari pembaca perlu melakukan hal ini. Mungkin Anda masih dapat menggunakan media secara bijaksana. Dan hal itu baik. Saya disini harus menekankan bahwa media dan teknologi tidaklah jahat ataupun berdosa. Sebaliknya pula, mungkin Anda merasa seperti saya, sudah terlalu ketagihan dengan media, tetapi Anda merasa bahwa cara yang saya tawarkan tidak efektif terhadap Anda. Itu juga tidak apa-apa. Carilah sendiri cara yang cocok untuk Anda. Berdiskusilah dengan kawan spiritual Anda, dan tingkatkan kualitas dan kuantitas kehidupan doa Anda.

Mari kita bersama menebus teknologi dan media dengan MEDIAtor yang sejati yaitu Kristus. Mari kita bersama kembali mencari kenikmatan sejati yang hanya bisa kita dapatkan dari Allah.