SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Menjadi Dewasa dalam Kristus: Menurut Kurikulum Manusia atau Allah?

Membawa setiap orang kepada kedewasaan dalam Kristus (Kol 1:28-29). Itulah tujuan kita bergereja, tujuan kita saling melayani, menasihati dan mengajar orang lain. Untuk mencapai kedewasaan tersebut, dibutuhkan pemahaman yang utuh akan seluruh rencana Allah (the whole counsel of God, Kisah 20:27). Itu berarti mencakup pemahaman yang mendasar tentang siapa Allah, siapa manusia di hadapan Allah, rencana penebusan-Nya atas seluruh ciptaan, dan seterusnya. 

Celakanya, banyak gereja hari ini yang lebih memilih untuk memberi diet makanan rohani berupa tema-tema yang praktis, yang dianggap lebih relevan, mudah diterapkan, dan akan membawa perubahan yang berarti. Misalnya, bagaimana menjadi mahasiswa yang sukses, bagaimana menjadi profesional yang berhasil, bagaimana menjadi suami / istri yang dikasihi Tuhan, dan seterusnya.  

Mari kita lihat beda kedua kurikulum tersebut. Seorang profesional Kristen mungkin bisa mendapat manfaat dari khotbah atau seminar tentang bagaimana hidup efektif, mengatur prioritas hidup, berinvestasi di kerajaan Allah, membangun relasi kerja yang positif, dan seterusnya. Pasti semua itu bermanfaat. Ia menjadi semakin efisien, efektif, produktif. Namun yang seringkali terjadi, orientasi hatinya tetap sama. Motivasi hidupnya tetap sama. 

Seorang profesional Kristen misalnya. Kalau selama ini ia sangat terjerat dengan cinta akan uang, maka ayat-ayat firman Tuhan yang menghiasi khotbah tentang bagaimana menjadi pebisnis sukses akan dipakai hanya sebagai alat untuk membenarkan orientasi hati dan motivasi hidupnya untuk mengejar uang. Dengan kata lain, ia mungkin akan doing things right and better, namun belum tentu ia akan doing the right things better.  

Sebaliknya, bila profesional Kristen tersebut menerima pengajaran sesuai dengan kurikulum Allah, ia akan mengalami transformasi akal budi yang menyeluruh dan mendalam seperti berikut:Tabel 1