SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Orang Kristen Hambar

Untuk alasan kesehatan, banyak orang mengurangi asupan garam dalam makanannya. Memang mengkonsumsi garam berlebihan untuk tubuh. Namun rasul Paulus mengajarkan bahwa garam itu vital bagi lidah!

Kepada orang Kristen di Kolose (dan kita hari ini), ia menulis bahwa perkataan kita “jangan hambar”. Dengan kata lain, omongan kita mesti ditaburi oleh garam, sehingga kita tahu bagaimana dapat berinteraksi dengan efektif dengan orang lain. Apa artinya kita menjadi orang Kristen berlidah asin? Minimal ada 2 arti. 

Pertama, kita harus menjadi orang yang menarik. Sebagaimana garam berfungsi untuk membuat makanan menjadi ada rasa sedap. Bukan berarti kita harus mendadak berubah ekstrovert-sanguin dan pandai bercerita. Tapi demi Injil Kristus, orang Kristen perlu memiliki antusiasme untuk bercerita tentang bagaimana Kristus bekerja dalam dan melalui dirinya.

Celakanya, banyak orang Kristen yang begitu energetik dan kreatif bercerita tentang makanan, film, tim olah raga, peluang bisnis, iklim politik, misalnya, tapi lalu tiba-tiba menjadi orang paling membosankan saat berbicara tentang Kristus dan InjilNya. 

Kedua, sebagaimana garam juga berfungsi untuk mencegah kebusukan di zaman sebelum ada kulkas, maka perkataan orang Kristen juga tidak boleh berbau busuk. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu” (Efesus 4:29). 

Ini termasuk hal-hal seperti menggosip, mengecilkan orang lain, memakai kata-kata yang kasar, selalu merasa benar, selalu ingin menang dalam argumentasi. Tanpa Injil, secara natural kita akan menunjukkan semua sikap ini, dan menjadi ‘hambar’ seperti manusia kebanyakan. 

Kesulitan kita melakukan dua hal diatas adalah karena karena kita tertipu oleh si Jahat bahwa hal-hal yang kita butuhkan dan dambakan dalam hidup ini ada di luar Kristus. Itu sebab kita berpikir “saya harus menang”, “pokoknya ini cara yang benar”, “Emang dia pikir dirinya siapa dibanding saya?” Dibalik semua itu adalah masalah harga diri, penerimaan orang lain, pengakuan orang lain, keinginan dapat mengontrol orang lain. Padahal semua itu telah kita miliki sepenuhnya dan tidak akan pernah berkurang dari Kristus Yesus.