SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Sola Scriptura / Hanya Alkitab

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. (2 Ti 3:16-17)

Sola Scriptura seringkali dikenal sebagai formal principle dari Reformasi Protestan.  Prinsip formal artinya sumber kebenaran yang menjadi dasar untuk mengukur segala sesuatu. Kalau kita sedang membangun rumah, maka ada yang namanya denah dan bahan/material. Dalam Reformasi Protestan, materialnya adalah pengajaran pembenaran oleh iman (Justification by faith alone), tapi prinsip formalnya atau denahnya adalah Alkitab. Karena di dalam Alkitablah kita mendapatkan segala sesuatu yang Allah mau kita tahu tentang diri-Nya, manusia, dosa, penghakiman, Yesus Kristus, keselamatan, dan sebagainya.

Waktu Paulus mengatakan bahwa Alkitab atau Firman Tuhan itu diilhamkan Allah, ia sebetulnya membuat istilah baru dengan menggabungkan 2 kata Yunani: Theos (Allah) dan Pneo (Nafas/hembus), menjadi kata Theopneustos, artinya hembusan nafas / inspirasi Allah. Tapi ini bukan sekedar ilham atau inspirasi yang kita cari-cari waktu kita mau menulis essay, melukis, atau main musik. Ini adalah ilham Ilahi yang Allah berikan secara khusus hanya melalui sejumlah orang sepanjang sejarah untuk sekumpulan tulisan tertentu.

Dengan kata lain, setiap ayat, pasal, buku di Alkitab kita, dinafaskan oleh Allah. Dalam rentang waktu 1500 tahun, lebih dari 40 penulis, dari setidaknya 3 benua, puluhan latar belakang keluarga, budaya, dan 3 bahasa, menggunakan beragam gaya penulisan: narasi, puisi, lagu, sajak, surat, silsilah, di belakang semuanya itu ada satu Penulis Agung. Itu sebabnya waktu gereja-gereja Protestan atau Reformed menyebut Alkitab sebagai Firman Tuhan, di balik pernyataan itu ada makna teologis yang sangat kaya: hanya di dalam 66 buku inilah Allah berfirman secara mutlak dan dengan otoritas.

Itu sebabnya Pengakuan Iman Westminster (Diselesaikan tahun 1646, berisi 33 pasal yang mengupas beragam aspek iman Kristen), dimulai dengan pasal pertama 'Of the Holy Scriptures' / Tentang Kitab Suci.

Aplikasi Sola Scriptura

Apa yang menjadi sumber kebenaran dalam hidup kita? Jaman sekarang, seperti yang saya sebutkan di artikel "Lima Sola Reformasi", setidaknya dua sumber yang dominan:

  • Sola Scientia. Ilmu pasti satu-satunya yang pasti tidak salah dan punya otoritas tertinggi dalam menentukan segela aspek hidup manusia
  • Solus Humanus / Sensus. Manusia atau nafsu manusia (sensualitas) satu-satunya penentu apa yang salah benar, atau bahkan kalau kita bisa menentukan adanya salah dan benar.

Alangkah bertolakbelakangnya dengan ekspresi penulis di Mazmur: 

Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. (Mzm 119:97)

Di dalam bukunya Taking God at His Word, Kevin DeYoung mengatakan ada empat aspek tentang Alkitab yang penting kita pegang: Sufficiency / Cukup, Clarity / Jelas, Authority / Berotoritas, dan Necessity / Perlu.

  1. Firman Tuhan itu Cukup (Sufficient)
    • Alkitab cukup untuk menunjukkan kepada kita Siapa Tuhan Allah itu, bagaimana kita seharusnya menjalankan seluruh area hidup kita, dan bagaimana kita mengikuti apa yang Tuhan tuntut dari kita.
    • Penebusan Yesus Kristus yang sudah final dan cukup, menunjukkan bahwa wahyu/penyataan Allah di dalam Alkitab sudah final dan cukup.
    • Kita tidak perlu menambahkan apa-apa lagi kepada Alkitab, misalnya dengan pengalaman rohani, tradisi, atau ‘suara surgawi’.
    • Implikasi:
      • Tradisi gereja ada tempatnya tapi selalu harus ditempatkan di bawah Alkitab.
      • Alkitab tidak boleh ditambah atau dikurangi.
      • Alkitab relevan terhadap setiap area kehidupan.
      • Kita bisa membuka Alkitab dan mendengarkan sendiri suara Tuhan di dalamnya.
  2. Firman Tuhan itu Jelas (Clear)
    • Pesan inti Alkitab cukup jelas untuk dapat ditangkap orang, melalui pertolongan Roh Kudus.
    • Bukan berarti setiap bagian Alkitab dapat dipahami dengan kejelasan yang sama.
    • Kita tetap perlu membaca, mempelajari, berpikir, mendoakan setiap bagian yang kita baca untuk semakin jelas mengertinya.
    • Kita juga terbuka pada komunitas iman dan gereja, serta orang-orang yang Tuhan perlengkapi untuk mempelajari, menjelaskan, serta mengajarkan Alkitab.
  3. Firman Tuhan itu Berotoritas (Authoritative)
    • Alkitab adalah otoritas final atas segala sesuatu.
    • Bukan berarti bahwa Alkitab berbicara tentang segala sesuatu di dunia ini (misalnya, bagaimana bikin nasi goreng yang enak).
    • Otoritas lain yang sering dianggap sepantar dengan Alkitab: tradisi/keputusan gereja, akal sehat, pengalaman (termasuk ‘pengalaman rohani’).
  4. Firman Tuhan itu Perlu (Necessary)
    • Kita tidak mungkin mengenal Tuhan-nya Alkitab, kecuali melalui Alkitab itu sendiri. Alkitab itu perlu, karena tanpanya manusia tidak akan bisa mengenal keselamatan di dalam Kristus.

“Alkitab bagaikan kacamata yang melaluinya kita melihat Tuhan, dunia, dan diri kita dengan benar.” (Kevin DeYoung)

Referensi: