SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Teologia Kovenan

Teologia Kovenan (covenant theology) merupakan salah satu ciri khas yang membedakan teologia Reformed dengan teologia lainnya. Teologia Reformed bahkan dapat disebut sebagai teologia kovenan. Ini penting karena dapat dikatakan seluruh Alkitab kita disusun berdasarkan teologia yang menekankan aspek kovenan.

Kovenan pada dasarnya adalah persetujuan di antara dua atau lebih pihak. Walaupun demikian, di dalam kekristenan konsep kovenan ini setidaknya dikenal dalam 3 bentuk:

Pertama, kovenan penebusan (covenant of redemption). Persetujuan ini terjadi di dalam kekekalan, bahkan sebelum dunia dijadikan. Ini merupakan persetujuan di antara tiga Pribadi di dalam diri Allah Tritunggal, yakni Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ketiganya bersepakat untuk bekerja sama dalam karya penebusan manusia. Allah Bapa yang membuat rencana, Allah Anak (Yesus Kristus) yang menjalankan rencana tersebut, dan Allah Roh Kudus yang mengaplikasikan rencana kekal itu ke dalam hidup manusia. Itu sebabnya walaupun Yesus sudah mati dan bangkit 2000 tahun yang lalu, kita masih dapat mendapatkan berkat keselamatan-Nya hari ini. Lihat Ef 1:3-6; Yoh 3:16.

Kedua, kovenan perbuatan (covenant of works). Persetujuan ini hanya terjadi antara Allah dengan manusia pertama, Adam dan Hawa. Keduanya diciptakan secara sempurna, tetapi kasih dan ketaatan mereka perlu diuji (lihat. Kej 2:16-17). Respon Adam dan Hawa menentukan apa yang terjadi pada generasi berikutnya, sampai hari ini. Sayangnya mereka memilih untuk menjadi tuan atas hidup dan diri mereka sendiri, sehingga semua manusia lahir dengan tabiat sebagai pelanggar kovenan (covenant breaker). Kita tidak perlu diajar untuk mencari perhatian, berfokus pada diri sendiri, memanfaatkan situasi dan orang lain, dsb. Kita semua lahir sebagai manusia dimana diri kita adalah pusat dan penentu segala sesuatu. Allah Pencipta yang adil sepantasnya menghabiskan manusia ciptaan-Nya yang seperti itu. Tetapi justru Ia berinisiatif untuk menyelamatkan mereka, seperti yang kita lihat di kovenan penebusan di atas, dan …

Ketiga, kovenan anugerah (covenant of grace). Benar, setelah Adam dan Hawa memutuskan untuk melanggar perintah Allah, mereka menerima konsekuensinya. Rusaknya hubungan antara manusia dengan Allah, sesama, dan lingkungan, realitas penyakit, penderitaan, kematian, dan lain seterusnya mewarnai hidup manusia dimana dan kapan pun. Tetapi mereka juga menerima janji anugerah Allah, “Aku (Tuhan Allah) akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej 3:15). Dari titik itulah kovenan anugerah mulai berlaku yang kemudian bertumbuh dan berkembang sepanjang sejarah. Mulai dari Adam, dilanjutkan ke Nuh, Abraham, Musa, Daud, dan berpuncak pada Kristus.

Bagi orang percaya di Perjanjian Lama, mereka percaya pada janji Allah yang akan memberikan Penebus. Bagi orang percaya di Perjanjian Baru dan jaman sekarang, mereka percaya pada janji Allah yang sudah memberikan Penebus. Semua orang percaya diselamatkan bukan oleh perbuatan baik mereka, melainkan oleh perbuatan baik dan kebenaran Kristus. Itu sebabnya kita dapat mengamini bersama dengan seluruh umat Tuhan apa yang Ia janjikan, “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku” (Ibr 8:10-13). Satu Allah, satu kovenan, satu Juruselamat, dan satu umat Tuhan.