SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Managing Conflicts in Church

June 6, 2010 Speaker: Prof Sen Sendjaya Series: 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

Topic: Sunday Sermon / Kotbah Minggu Passage: 1 Corinthians 6:1–6:11

Managing Conflicts in Church (1 Korintus 6:1-11)

Khotbah: Dr. Sen Sendjaya

 

Jemaat Korintus adalah jemaat yang memiliki  banyak masalah dan dosa namun Tuhan mereformasi sedikit demi sedikit. Mereka merupakan orang-orang sombong, sangat pandai, ahli filsafat, pandai berargumentasi, menggunakan tubuh dengan bebas, serta menuntut hak-hak pribadi lebih daripada tanggung jawab. Bila hak mereka dilanggar, mereka akan menuntut ke pengadilan. Bagi orang Yunani, menyaksikan proses pengadilan merupakan hal yang menyenangkan. Yang menjadi isu penting adalah mereka dengan mudah menyelesaikan masalah ke pengedilan tanpa menyelesaikan dengan aspek-aspek Firman Tuhan. Hal ini tidak berarti kita tidak mempercayai otoritas pengadilan karena Paulus menyatakan bahwa pemerintah adalah wakil Allah di dunia dan kita harus memprotes dan minta pertanggung-jawaban terhadap pemerintah yang menekan warganya. Paulus juga pernah naik banding kepada Kaisar Roma saat pelayanan Injil dihentikan. Namun, perlu diperhatikan bahwa Paulus bukan mengajukan saudara seiman ke pengadilan namun melakukan hal itu demi pekerjaan Tuhan.

 

Mengapa kita perlu menyelesaikan perselisihan berdasarkan Firman Tuhan daripada keluar ke pengadilan? Pertama, ingat akan identitas kita sebagai orang kudus (1 Kor 6:2). Orang kudus disini berarti orang yang dipisahkan dari dunia oleh Tuhan sehingga memiliki kemampuan menilai secara rohani. 1 Kor 6:2 menyebutkan bahwa orang kudus  akan menghakimi dunia dan malaikat, masakan membawa masalah sepele kepada orang yang tidak mengenal Tuhan. Hal ini sesuai dengan Mat 19:27-28 yang menyatakan bahwa pengikut Kristus akan menghakimi kedua belas suku Israel. Kedua, ingat akan panggilan kita (1 Kor 6:5b-8). Jika kita mengajukan saudara seiman ke pengadilan, terlepas siapa yang menang dan kalah, kita sudah kalah. Hal ini karena nama Kristus tercemar dan kesaksian Kristiani hancur. Panggilan kita disebutkan dalam 1 Kor 1:2 bahwa kita dipanggil sebagai orang kudus, 1 Kor 1:24 yang menyatakan Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah, dan 1 Kor 1:27 yang menyatakan orang percaya dipilih untuk memalukan orang berhikmat dan orang kuat.

 

Bagaimana cara menyelesaikan konflik karena secara realita konflik dapat terjadi? Lihat Mat 7:1-5. Mat 7:1 merupakan ayat yang terkenal untuk orang yang belum percaya. Sering bila terjadi konflik, tidak ada teguran sehingga seolah-olah tidak terjadi konflik. Hal ini tidak tepat. Mat 7:5 menyatakan bahwa untuk dapat mengeluarkan selumbar dari mata orang lain, kita perlu terlebih dahulu mengeluarkan balok dari mata kita. Kita tidak boleh seperti orang Farisi yang tidak menyadari keberdosaan kita. Sebagai orang Kristen, kita perlu menyadari keberdosaan dan ketidaksempurnaan kita. Oleh karena itu, kita perlu terbuka terhadap masukan, kritik dan saran. Hal tersebut merupakan instrumen Allah untuk membuat kita kembali ke jalan yang benar dari dosa.  Gereja adalah persekutuan orang berdosa yang memerlukan anugerah Tuhan setiap saat. Yesus memberikan teladan kepada kita sebelum Dia disalib. Dia berdoa dan mencurahkan isi hatiNya kepada tiga murid terdekatNya (Mrk 14:32-34).

 

Tiga pertanyaan yang dapat kita renungkan dan jawab berkaitan dengan konflik. Pertama, apakah kita sebagai victim dapat langsung berbicara dengan orang yang menekan kita, Kedua, apakah kita dapat langsung terbuka dengan orang lain saat terjadi masalah. Ketiga, apabila masalah ada dan orang lain tidak datang kepada kita, apakah kita minta orang ketiga untuk menasihati orang tersebut supaya datang kepada kita. Kita seharusnya terus melakukan check dan recheck dalam berjemaat serta tidak perlu takut dengan kelemahan kita. Kehidupan berjemaat yang sehat ditandai oleh jemaat yang memiliki kerendahan hati, jujur, terbuka, mengakui kelemahan dan keberdosaan kita, serta saling menasihati, saling memberikan kritik dan saran. Marilah kita belajar untuk mempedulikan rekan-rekan jemaat yang lain agar kita menjadi jemaat yang memberi berkat. 1 Kor 6:9-10 menyebutkan berbagai macam dosa. 1 Kor 6:11b menyatakan bahwa kita adalah orang berdosa yang memerlukan satu dengan yang lain serta kita telah dibenarkan dalam Yesus Kristus.

 

Marilah kita belajar terbuka, jujur, rendah hati, dan saling memberi kritik dan teguran sehingga kita tidak memerlukan pengadilan dunia. (Aditya).

More in 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

January 7, 2018

The Time is Short

December 20, 2010

Love Never Ends

December 12, 2010

Faith Minus Love Equals Nothing