SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Leaders as Servants and Stewards

June 13, 2010 Speaker: Prof Sen Sendjaya Series: 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

Topic: Sunday Sermon / Kotbah Minggu Passage: 1 Corinthians 4:1–4:5

Leaders as Servants and Stewards (1 Kor. 4:1-5)

Kotbah: Dr Sen Sendjaya

 

Sejarah mencatat, Allah menggerakkan segelintir orang (sebagai pemimpin) untuk mengubah mayoritas. Musa dipakai Allah memimpin jutaan Bangsa Israel. Paulus mengubah banyak jemaat mula-mula. Inilah pola yang dipakai Allah: IA membangkitkan satu atau sedikit orang untuk menggerakkan orang lain. Itu sebabnya ‘Kepemimpin Kristen’ menjadi hal penting dan mendesak untuk kita pahami.

 

Dalam 1 Korintus, Rasul Paulus menyampaikan prinsip-prinsip Kepemimpin Kristen. Apa tujuan Paulus? Konteks Jemaat Korintus pada saat itu menginginkan pemimpin yang kharismatis dan tegas - sehingga beroleh respek dari jemaat. Itu sebabnya sebagian jemaat menilai Paulus sebagai tipe pemimpin yang ‘lemah’ karena kurang tegas dan berotoritas. Jemaat juga membanding-bandingkan para pemimpin yang melayani mereka. Mereka menghargai dan mengikuti pemimpin tertentu. Karena keadaan demikian (sekaligus menjadi sebuah kebutuhan), Paulus mengajarkan konsep yang sebenarnya ketika memandang pemimpin mereka (ayat 1).

 

Bagaimana cara pandang yang benar tentang Pemimpin Kristen? Mereka adalah hamba-hamba Kristus & pengurus Injil yang dipercayai Tuhan dan percaya pada Tuhan. Inilah cara pandang yang benar. Sekaligus, ini jugalah cara pandang semestinya manakala kita dipercaya sebagai pemimpin. Dalam ayat 1, Paulus menggunakan dua metafora hamba (servant) dan pengurus (steward). Pertama, Pemimpin adalah Hamba Kristus. Kebanyakan orang tidak ingin menjadi ‘hamba’, namun demikian inilah prinsip kunci Kepemimpinan Kristen. Hamba hanya menunggu dan menuruti perintah tuannya. Kita sebagai Pemimpin Kristen (yang adalah hamba) menuruti perintah pemimpin kita, Yesus Kristus. Apa ukuran seseorang sudah menjadi Pemimpin Kristen? Kita bisa melihat dari reaksinya ketika diperlakukan sebagai hamba. Pemimpin Kristen yang Sejati diuji manakala mereka berinteraksi dan melayani orang lain. Melayani Tuhan adalah melayani sesama, dan hal ini sangat sulit dan berat. Kedua, Pemimpin Kristen adalah Pengurus Injil. Pengurus adalah seorang yang dipercaya dan diberi tanggung jawab untuk mengatur gereja. Dalam konteks 1 Korintus 4 adalah pengurus ‘rahasia Allah’ – Injil Allah yang terbuka karena Kristus yang datang ke dunia dan telah dinyatakan. Pemimpin Kristen dituntut untuk menjaga dan memberitakan Injil dengan setia.

 

Konsep hamba dan pengurus (secara bersamaan) memberikan keseimbangan yang sangat baik tentang peran seorang Pemimpin Kristen. Menurut Paulus, pemimpin adalah hamba sekaligus memiliki otoritas dari Tuhan untuk mengabarkan Injil-Nya. Pengurus haruslah seorang yang (ternyata) dapat dipercayai (ayat 2), artinya tidak ada celah dalam hidupnya didapati tidak-setia baik di hadapan manusia dan terlebih di hadapan Allah. Pemimpin Kristen yang besar dinilai dari kesetiaan dia mengerjakan porsi yang dipercayakan Tuhan kepadanya, bukan berdasarkan hasilnya. Pemimpin Kristen tidak saja dipercaya oleh Tuhan dan karena ia menyenangkan Tuhan, namun juga ia percaya pada penilaian Tuhan (ayat 3, 5). Rasul Paulus menegaskan bahwa penilaian yang ultimate dan final ada pada Allah, bukan hati nurani. Hati nurani kita bisa menyesatkan. Itu sebabnya jawaban Paulus terhadap kritikan Jemaat, ia berkata bahwa sekalipun hatinya bersih, namun akan ada ‘Hari Tuhan’ dimana Tuhan-lah yang akan menentuan penilaian akhir.

 

Tidak sedikit orang yang berhenti melayani hari ini karena kritik yang disampaikan orang lain. Rasul Paulus mencontohkan betapa ia memperhatikan semua keberatan jemaat namun menilai ini bukanlah penilaian akhir. Pemimpin akan mengalami kesulitan demi kesulitan dari orang yang mereka layani, bahkan mungkin tidak disukai. Pertanggungjawaban pemimpin adalah pada Tuhan. Paulus bertanggung jawab kepada manusia, namun terlebih kepada Allah. Paulus memberikan keseimbangan yang sehat. Ia adalah pelayan jemaat, namun mereka bukanlah tuan baginya (ayat 1). Ia bertanggung jawab pada mereka, namun tanggung jawab utama dia adalah kepada Tuhan (ayat 3-5). Marilah kita menjadi Pemimpin Kristen yang sungguh-sungguh rindu dipakai Tuhan.

 

                                                                (Ivan)

More in 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

January 7, 2018

The Time is Short

December 20, 2010

Love Never Ends

December 12, 2010

Faith Minus Love Equals Nothing