SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

The Gospel Priority and Our Rights (2)

August 29, 2010 Speaker: Prof Sen Sendjaya Series: 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

Topic: Sunday Sermon / Kotbah Minggu Passage: 1 Corinthians 9:19–9:23

The Gospel Priority and Our Rights [part 2] (1 Korintus 9:19-23)  
Kotbah: Dr. Sen Sendjaya

 

Di dalam perikop ini, kita melihat ambisi Paulus yang berkobar-kobar mengabarkan Injil supaya semakin banyak yang menerima Kristus. Apakah berarti ‘kuantitas’ itu penting bagi Paulus? Apakah Allah peduli dengan kuantitas? Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, Allah berfirman: ”Beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi… (Kej 1:28).” Wahyu 7:8 juga mencatat akan adanya “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung… berdiri di hadapan takhta.. Anak Domba.” Ya, tentu Allah peduli dengan kuantitas. Ia ingin manusia yg dicipta menurut rupa dan gambarNya kembali pada-Nya.

 

Allah kita adalah allah yang misional, yang terus mencari umatNya yang meninggalkan Dia. Sampai pada akhirnya Allah mengirim AnakNya untuk menjadi mediator antara kita, umat berdosa, dengan Allah. Ini adalah keinginan hati Allah yang berhasil ditangkap oleh Paulus, sehingga ambisi dan strategi hidup Paulus adalah untuk Injil. Paulus ingin agar dapat memenangkan lebih banyak orang melalui Injil, supaya mereka jangan menghabiskan kekekalan mereka di neraka. Apabila kita tidak peduli akan kuantitas, itu berarti kita belum mengerti isi hati Tuhan.

 

Kita bertanggung jawab dalam pemberitaan Injil, supaya semakin banyak orang mengenal Kristus yang sudah mati dan bangkit bagi mereka (bukan semata-mata agar gereja kita menjadi penuh!). Halangan terbesar kita dalam mengabarkan Injil adalah keinginan untuk menikmati hak-hak kita. Itu sebab Paulus menyerahkan haknya pada Kristus. Paulus tidak lahir dengan status budak; Ia mempunyai banyak hak yang dapat ia pilih dan nikmati. Tetapi Paulus menyerahkan kebebasannya dan menjadi hamba dari semua orang (1 Kor 9:19). Di satu sisi, orang Kristen adalah orang bebas, tidak tunduk pada siapapun. tetapi di sisi lain harus menjadi hamba, melayani semua orang.

 

Jika seorang Kristen tidak dapat memiliki hak-haknya, itu tidak natural. Jika ia memiliki hak-haknya, itu natural. Tapi jika ia menyerahkan hak-haknya bagi Kristus demi orang lain dimenangkan, itu supranatural. Hanya kuasa Roh Kudus yg mampu memampukan kita. Itu sebabnya kita perlu bergaul dengan orang yang belum percaya untuk mengabarkan Injil, tanpa terpengaruh oleh perbuatan dosa mereka. Gereja (Ekklesia) berarti ‘dipanggil untuk keluar’. Kita perlu bergaul dengan teman-teman yang belum percaya dan mengenalkan mereka kepada Tuhan.

 

Paulus ingin supaya kita mengerti isi hati Allah yang misional. Maukah kita sama-sama memikul tanggung jawab ini? Adakah hal-hal yang dapat kita ubah dalam hidup kita supaya kita dapat membangun jembatan itu? Tuhan menempatkan kita di tempat ini dengan sebuah maksud, yaitu supaya kita menjadi terang di dunia yang gelap. Kita akan dimampukan melalui kekuatan dari Kristus Yesus, yang juga sudah menyerahkan hakNya untuk datang ke dunia menyelamatkan orang berdosa.

                 (Emmy)  

More in 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

January 7, 2018

The Time is Short

December 20, 2010

Love Never Ends

December 12, 2010

Faith Minus Love Equals Nothing