SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

The Church of Small Groups

July 4, 2010 Speaker: Pdt Petrus Setyawan

Topic: Sunday Sermon / Kotbah Minggu Passage: Matthew 28:16–28:20

The Church of Small Groups (Mat. 28: 16-20)

Kotbah: Pdt. Petrus B. Setyawan

 

Seringkali nats ini dimulai dari ayat ke-19. ‘Karena itu, pergilah,...’. Kalimat ini tentu terasa kurang lengkap. Ayat sebelumnya menjelaskan kuasa yang dimiliki Tuhan Yesus, di sorga dan di bumi. Ayat 19 bertumpu pada bagian ini. Apa kaitannya antara kuasa yang dimiliki Kristus dan perintah untuk pergi. Ada 2 kemungkinan: Pertama, karena Kristus memiliki kuasa, maka Yesus memiliki otoritas untuk memberi perintah. Bagian ini sering disebut ‘Amanat Agung’. Dimana letak keagungannya? (a) Yesus, Sang Pemberi Perintah, adalah pribadi yang berkuasa sehingga daya perintah menjadi begitu kuat, sehingga daya tolak kita terhadap perintah tersebut menjadi rendah. Kita tidak sanggup berkata ‘Tidak’. Berikutnya, (b) Karena perintah diberikan oleh Pribadi Yang Berkuasa, maka ketika pergi kita disertai oleh kuasa-Nya. Kedua, dikatakan sebagai Amanat Agung karena disampaikan pada saat terakhir pelayanan Kristus di bumi. Seolah Kristus menyampaikan ringkasan dari seluruh pengajaran-Nya selama melayani lebih dari 3 tahun. Mungkin kita akan bertanya apakah perintah ini berlaku bagi kita? Bukankah perintah ini ditujukan bagi para murid saja? Perintah ini jelas ditujukan bagi kita juga.

 

Kata ‘Pergi’ seringkali diartikan sebagai perpindahan tempat/lokasi untuk mencari atau menemukan (calon) murid. Namun hal ini tidak selalu demikian. Bisa saja kita ‘didatangi’, bukan ‘pergi’, oleh orang-orang (yang dikirimkan Tuhan). Ada Kota Antiokhia yang mengirimkan banyak utusan, dan ada pula Kota Yerusalem dimana orang-orang datang. Berikutnya, perintah ‘Jadikanlah segala bangsa murid-Ku’ (ayat 19) jelas sekali menyatakan isi hati Tuhan? Inilah isi hati-Nya: Buat murid. Hasilkan murid. Hasil akhir dari hidup dan pelayanan yang taat kepada Tuhan adalah: Murid. Seharusnya hal ini menjadi kerinduan hati kita, dan juga gereja yaitu kerinduan untuk menjadi dan menghasilkan murid. Yesus peduli akan kuantitas dan kualitas murid. Dari sisi kuantitas, perintah Tuhan jelas untuk pergi ke segala bangsa, segala makhluk, dan sampai ke ujung bumi. Yesus juga peduli dengan kualitas murid. IA datang mencari murid. IA hidup di antara para murid. Dan di akhir kepergian-Nya, Ia bahkan memberi perintah untuk menghasilkan murid.

 

Bagaimana ciri seorang murid. Ada 2 ciri murid lewat ayat 19: (a) Baptisan dan (b) Diajar untuk melakukan perintah. Baptisan menandakan seseorang yang memproklamasikan bahwa ia telah berpaling kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Tidak pernah ada murid yang muncul dari orang yang tidak pernah bertobat. Berikutnya, sebagai murid kita tidak sekedar mengajari perintah, namun terlebih menolong orang untuk melakukannya. Mengajar murid akan Firman Tuhan itu penting, tapi terlebih penting untuk menolongnya menjadi pelaku Firman Tuhan (The doers). Ini adalah perjalanan seumur hidup yang bisa jatuh-bangun. Tujuan kita adalah menghasilkan murid yang bukan saja mengerti tetapi juga yang melakukan Firman Tuhan. Kita sebagai pribadi dan gereja perlu terus mengusahakan hal ini: Munculnya banyak (kuantitas) murid Kristus yang berkualitas.

 

Untuk memenangkan seluruh bangsa, Yesus tidak tergesa-gesa pergi berkotbah kesana-kemari untuk mendapatkan banyak pengikut. Dalam hikmat-Nya, IA memilih sedikit murid. Dengan strategi ini, IA bisa fokus dan memberikan hidup-Nya. Dan benarlah, dari sekelompok kecil para murid inilah Injil sampai kepada kita hari ini. Kita pribadi dan gereja harus bergerak menghasilkan murid. Apakah kita sedang bergerak menuju kualitas murid yang setia (faithful), sedia (available), dan senang diajar (teachable)? Gereja ICC hari ini sedang mengupayakan dihasilkannya murid lewat gagasan Kelompok Kecil (KK). KK merupakan sarana untuk menghasilkan murid dan dimuridkan. Lewat KK, proses pemuridan menjadi lebih tajam, dan dalam. Hanya murid yang dapat menghasilkan murid. Seorang murid, yang kemudian memuridkan kembali.           
                                                                                               
                                                                                   (Ivan)