SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Going Up by Going Down

August 15, 2010 Series: 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

Topic: Sunday Sermon / Kotbah Minggu Passage: 1 Corinthians 8

”Going up by going down” (1 Korintus 8)

Kotbah: GI. Christian Tirtha

 

“Tentang daging persembahan berhala…” Surat Paulus kepada jemaat di Korintus pasal ke-8 dimulai dengan persoalan jemaat Korintus yang bertanya “Makan daging persembahan, boleh atau tidak boleh?” Pertanyaan semacam ini tidak asing di dalam komunitas gereja yang hidup dalam budaya permisif – karena situasi kota Korintus tidak jauh berbeda, tanpa kita sadari, dengan situasi kota modern, misalnya: Melbourne. Mari kita melihat respon pastoral Rasul Paulus kepada mereka, dan kepada kita, yang setidaknya ada empat hal yang dapat kita pelajari.

 

1. Know the right teaching; know them with the right attitude. Apa yang menjadi problem bagi jemaat Korintus? Mereka tahu banyak, dan itu menjadi masalah. “Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu “pengetahuan”, maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya.” (ay. 2) Kita familiar dengan situasi ini, sangat familiar. Di dalam tradisi gereja Presbyterian, atau Reformed, kita mungkin memang tahu banyak! Tetapi, sikap kita terhadap orang yang tidak tahu sebanyak kita? Dari pertanyaan ini, mungkin kita dapat merasakan bahwa apa yang kita ketahui tidak proporsional dengan bagaimana kita hidup diantara sesama. Masalah diantara jemaat di Korintus tidak asing bagi kita. Apa yang Paulus ulas mengenai jemaat yang sedemikian, di Korintus, atau di Melbourne?

 

2. How do we know we have the right attitude in knowing God? “Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.” Kita bisa merasa tahu banyak soal Tuhan – sistematika teologi, atribut-atribut Tuhan, you name it. Tetapi, apakah kita mengenal Tuhan? “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga… Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Apa yang kita inginkan, saudara-saudara, bukanlah pengetahuan akan Tuhan, tetapi pengenalan yang intim akan Tuhan Allah. Bukan hanya pengetahuan tambahan yang ada di pikiran, tetapi pengenalan yang memutarbalikkan agenda hidup kita, keinginan hati kita, kesenangan dan sukacita sehari-hari kita. Kita semakin mengasihi Tuhan (dan jika kita tidak memiliki kasih itu, kita merindukan untuk memiliki itu!), sebagai Teman, sebagai Kakak Tertua, sebagai Bapa, sebagai Raja, sebagai Tuhan.  Pengenalan kita akan Tuhan diuji di dalam kasih kita terhadap-Nya. Maka, pertanyaan yang saudara harus tanyakan adalah, “Bagaimana kita memiliki pengenalan ini?”

 

3. How to have it? “Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa… dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus... tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu.” (ay. 6) “Tidak semua saudaramu mengetahui ini, hei jemaat di Korintus! Apa yang kamu lakukan, memakan daging persembahan, membuat mereka berpikir masih ada dewa-dewa lain yang masih dapat disembah, walaupun tidak demikian.” Maka, jika saudara hendak melakukan sesuatu, dan saudara berpikir, “Apakah saya dapat melakukan hal ini jika si A, si B, si C, melihat apa yang saya lakukan? Apakah mereka akan mempertanyakan apa yang saya perbuat?” Dan jika jawabannya, “Ya.” dan tetap saudara lakukan, maka, “pada hakekatnya [engkau] berdosa terhadap Kristus.” (ay. 12) Kita memperhatikan saudara-saudara kita di dalam Kristus, satu sama lain, dengan meninggalkan kegiatan yang questionable, dengan mengingat bahwa antara engkau dan mereka, seluruh umat berada dibawah kaki salib, sehingga tidak ada yang dapat menyombongkan diri.

 

4. What do we have to do? Knowing God, by being practical to our brothers and sisters -  Paulus menjadi vegetarian demi jemaat Korintus dapat lebih menghayati persekutuan di dalam Kristus! Mungkin banyak dari kita yang ingin bertanya, “Boleh atau tidak boleh?” dari minum wine, komik, game, shopping, drama Korea, dst. Plan something practical. Tanyakan kepada diri kita, “Apakah saya dapat mengasihi saudara saya, jika saya melakukan A, B, C dan D?” Dengan parafrase singkat, inilah yang Paulus nyatakan, “Ini harga yang mau saya bayar agar mereka setia di dalam Kristus! Saya tidak akan makan daging lagi.” (ay. 13)  Maukah saudara membayar harga, memikul salib, menyangkal diri, demi Kristus dan tubuh-Nya, gereja?