SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Menyusun Rencana Penuh Resiko demi Kristus

“Gagal untuk berencana berarti berencana untuk gagal.” Mungkin Anda pernah mendengar dan setuju dengan kalimat tersebut. Tapi untuk apa Anda berencana kalau toh yang terjadi pasti adalah kehendak Allah dan bukan kehendak Anda?

Orang percaya berencana secara aktif karena sadar bahwa selama rencananya sejalan dengan keinginan Allah yang ada dalam firman-Nya (God’s will of desire), ia tidak perlu harus menunggu untuk tahu terlebih dahulu rencana Allah yang spesifik (God’s will of direction).

Banyak orang Kristen sulit sekali berencana karena bingung berpikir, “Allah mau aku hidup di Australia atau Indonesia, ambil jurusan engineering atau science, jadi pendeta atau jadi pengusaha, dst?” Itu sebab Anda diberi akal budi untuk memikirkan berbagai faktor (kepribadian, kelebihan, kapasitas intelektual, akses, kesempatan, dst.), lalu mengambil langkah iman dan membuat keputusan.

Gimana kalau salah melangkah?

Tidak apa-apa, karena kita tahu bahwa kita dapat bersandar pada ketetapan Allah (God’s will of decree): Segala sesuatu yang Allah tetapkan pasti akan terjadi, dan segala sesuatu yang terjadi pasti terjadi sesuai dengan apa yang Allah tetapkan. Itu sebab kita tidak berkata, “Kalau nasib sudah menggariskan…, kalau saya masih kuat dan mampu…, kalau ekonomi membaik…, dst. Tapi kita berkata, “kalau Tuhan menghendaki” – itu jauh lebih aman, lebih pasti, lebih memberi pengharapan.

Pendek kata begini. Tidak membuat rencana itu bodoh. Membuat rencana tanpa melibatkan Allah juga bodoh. Membuat rencana dengan terlebih dahulu mati-matian menemukan rencana Allah yang spesifik bagi Anda, itu juga sama bodohnya! Anda termasuk yang mana?

Sebaliknya, sikap yang bijak itu seperti ini. Kita percaya pada apa yang Allah telah tetapkan bagi hidup kita, kita taat kepada apa yang Allah inginkan bagi kita, namun kita memakai akal budi kita dan tidak membabi buta mencari tahu dahulu rencana spesifik Allah yang misterus tersebut. Karena kita punya keyakinan yang teguh terhadap ketetapan Allah, kita dapat menaklukkan diri pada keinginan Allah, tanpa perlu kuatir akan rencana Allah yang spesifik dalam hidup kita.

Cara Allah bekerja bukan memberitahu kita apa yang kita harus kerjakan di masa depan. Cara-Nya adalah memberitahu kita bahwa Dia memegang masa depan. Jika masa depan kita di tangan Dia, dan Dia mengasihi kita, maka tidak ada yang perlu kita kuatirkan. Ingat, karena Allah tidak pernah mengambil resiko, kita dapat mengambil resiko, dan melangkah dalam ketidaktahuan kita dengan tangan kita berpegang erat kepada Allah yang berdaulat.

Itu sebab jangan membuat rencana yang sepele dalam hidup. Buat rencana yang fantastis! Ambil resiko iman! Lakukan hal-hal yang besar seakan-akan itu semua kecil, demi Kristus Yesus. Tuhan Allah terus mencari orang-orang percaya yang melaluinya Ia dapat melakukan yang tidak mungkin bagi manusia. Sungguh sayang kalau kita hanya merencanakan hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh manusia!