SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Pengharapan Menembus Kubur

Apakah Allah mau dan mampu mengubahkan orang brengsek dan bejat? Kalau secara moral dan nurani, orang tersebut sudah busuk total?

Jangankan orang yang sudah busuk. Terhadap orang mati yang tengkoraknya sudah kering dan terserak sekalipun, Allah mau dan mampu memberinya hidup baru.

Itulah pesan yang Allah ingin nyatakan melalui penglihatan nabi Yehezkiel akan lembah yang penuh dengan tulang berserakan di Yehezkiel 37.

Kita mungkin berpikir bahwa yang dimaksud kategori orang yang super jahat. Maling, perampok, pemerkosa, pembunuh, koruptor, tiran. Namun kita diberitahu bahwa tulang-tulang tersebut adalah seluruh orang Israel (37:11). Seluruh, bukan segolongan. Kita lah orang brengsek, bejat, busuk tersebut.

Karena kita mengalami pembuangan rohani, sama seperti bangsa Israel, sejak Adam dan Hawa menolak Allah dan diusir dari taman Eden, jauh dari pohon kehidupan. Karena dosa asal itulah, maut berkuasa dan menjadi musuh besar manusia sampai hari ini.

Jadi tidak peduli martabat, moral, kesalehan, atau aktivitas keagamaan kita membuat kita merasa kita sudah hidup baik dan benar, keterpisahan dengan Allah tersebut membuat kita divonis Allah mati karena pelanggaran dan dosa kita. Seperti orang Israel kuno, kita telah terputus dari perjanjian kovenan Allah. Masa depan suram. Pengharapan lenyap.

Bila kita paham betul bahwa kematian tak terelakkan, adalah sebuah kegilaan untuk menaruh pengharapan yang hanya berlaku di dunia ini. Kekayaan, kuasa, ketenaran, koneksi, keluarga – semuanya itu akan ditelan lumat-lumat oleh kematian. Ia merebut paksa semua dasar pengharapan tersebut. Expire saat kita mati.

Itu sebab orang yang berpikir logis akan mulai berpikir untuk menaruh pengharapan yang dapat menembus kubur. Yang mengatasi kematian. Yang mengalahkan maut.

Dimana pengharapan tersebut? Yesus Kristus. Tidak seperti pemimpin agama lain yang menunjukkan jalan menuju hidup kekal (namun selalu berakhir mati), Yesus berkata, “Akulah Kebangkitan dan Hidup”, “Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup”. Bagaimana itu terjadi? Karena ia mati tersalib dan bangkit dari kematian.

Orang Israel (dan kita) terputus dari Allah karena berdosa terhadap Allah, Yesus Kristus meskipun hidup sempurna mentaati Allah juga terputus dari Allah untuk seketika (Yesaya 53:8) agar Anda dan saya di dalam Kristus dipersatukan lagi dengan Allah. Dibangkitkan dari kematian rohani dan fisik. Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.

Secara rohani, kita dilahirbarukan ketika Kristus berdiam dalam diri kita melalui RohNya, membersihkan kita dari dosa dan memampukan kita mentaati Allah. Secara fisik, kita akan mengalami kebangkitan tubuh dan hidup dalam persekutuan kekal dalam langit dan bumi yang baru.