SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Pola Hidup Ibrani Sebelas

These all died in faith, not having received the things promised, but having seen them and greeted them from afar, and having acknowledged that they were strangers and exiles on the earth. For people who speak thus make it clear that they are seeking a homeland. If they had been thinking of that land from which they had gone out, they would have had opportunity to return. But as it is, they desire a better country, that is, a heavenly one. Therefore God is not ashamed to be called their God, for he has prepared for them a city. (Hebrews 11:13-16, ESV)

Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. (Ibrani 11:13-16)

AvengersIngat adegan saat the Avengers berkumpul bersama membentuk sebuah lingkaran mengganyang musuh-musuh mereka? Rasanya kita ingin berdiri dari bertepuk tangan dan berkata:
"YES! YES! LET'S DO IT!"

Membaca ayat-ayat diatas dari Ibrani 11 menimbulkan keinginan yg sama dalam hati saya, berdiri dan bertepuk tangan utk para pahlawan iman: Habel, Henokh, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Gideon, Barak, Samson, Yefta, Daud, Samuel. The Mighty Heroes of Faith!

Para pahlawan iman ini memiliki persamaan:

  • Semuanya mati dalam iman
  • Semuanya tidak menerima hal-hal yang dijanjikan Tuhan dalam hidup mereka
  • Semuanya menggangap diri sebagai permanent resident di dunia - tinggal di dunia ini tapi kewarganegaraan-nya di dunia yg akan datang

Dunia yg akan datang itulah yg menjadi visi hidup mereka. Lihat berbagai istilah yg digunakan oleh penulis kitab Ibrani tulis tentang visi tersebut:

  • Homeland
  • A better country
  • A heavenly country
  • A city

Saya pikir definisi visi yang paling indah datang dari Jonathan Swift: Vision is the art of seeing things invisible. Mereka melihat negeri dan kota yang dibangun Allah sbg visi mereka. Begitu mulia karena ada Kristus disana, dan kemuliaanNya menjadi matahari yg berkilau. Begitu riil di mata mereka namun tidak dilihat oleh orang lain.

Begitu riil sampai kilau dunia ini tidak lagi berarti bagi mereka. Begitu riil sampai mereka rela rugi besar di dunia ini secara finansial, emosi, dan fisik di dunia ini karena mereka tahu semua derita kerugian tsb tak berarti apa-apa dibanding dgn kemuliaan yg akan mereka nikmati.

Mereka dianggap bodoh, nyentrik, picik, aneh, kuno, dan sok alim oleh orang-orang yg ada di sekitar mereka. Mereka menjadi bahan tertawaan dan cemooh. Mereka dianggap telah mati konyol.

Mereka mungkin dianggap hidup dgn konyol selama 90 tahun sepanjang hidup mereka, tapi mereka akan hidup di kota Allah memerintah bersama Kristus selama 90,000,000,000 tahun! Sementara yang bersikeras menolak iman dalam Kristus akan menderita juga selama itu. Siapa yang konyol sekarang?

Pola hidup Ibrani 11 ini bukan pola hidup segelintir elite rohani yg iman-nya super! Jangan lupa, Nuh itu pernah mabuk, Abraham berbohong tentang istrinya, Musa meledak dalam kemarahan, Gideon dipenuhi keraguan, Daud berzinah, dst. Mereka adalah orang berdosa yg penuh kelemahan, namun dalam ketakutan berserah kepada Allah yg menguatkan dan memampukan mereka untuk mengambil langkah iman.

Kalau ini adalah pola normatif bagi setiap orang Kristen, Anda dan saya pun mestinya ada dalam daftar nama Ibrani 11. Ibrani 11 ini adalah Unfinished File. Kita pun perlu berespon dlm iman secara radikal, karena Kristus telah terlebih dahulu mengambil langkah iman yg radikal: Meninggalkan surga yg mulia, lahir ke dunia hanya untuk mati berkorban bagi musuh-musuhNya, agar musuhNya menjadi saudara-saudaraNya yg mengasihi Dia.

Jika Ibrani 11 seharusnya menjadi pola hidup Anda dan saya, jangan heran bila Tuhan Allah akan melakukan berbagai hal agar itu menjadi realita dalam hidup kita. Ia akan memakai peristiwa sulit, orang-orang yg menjengkelkan, kegagalan, sakit-penyakit, kecelakaan, malapetaka, pengalaman dikecewakan dan dihianati, penderitaan fisik, dan 1001 hal lain untuk menggiring kita naik kelas memasuki pola hidup Ibrani 11. Siapkah Anda?

Tentang mereka, penulis kitab Ibrani berkata, "Dunia ini tidak layak bagi mereka!"

Tentang orang-orang yang terus menolak anugerah dan belas kasih Tuhan, suatu hari Tuhan akan berkata "Surga-Ku tidak layak bagi mereka"

Hanya ada dua pilihan. Anda termasuk yang mana?